Permintaan hand sanitizer pun melonjak hingga terjadi kelangkaan. Merek-merek baru yang meragukan kemudian bermunculan dengan memanfaatkan situasi itu.
"Sayangnya, ada beberapa perusahaan mengambil keuntungan dari meningkatnya penggunaan pembersih tangan selama pandemi virus corona," kata Komisaris FDA Dr Stephen Hahn, dikutip dari NBC News, Kamis (23/07).
"Perusahaan itu menempatkan nyawa dalam risiko dengan menjual produk dengan bahan berbahaya dan tidak dapat diterima. Konsumen dan penyedia layanan kesehatan tidak boleh menggunakan pembersih tangan yang mengandung metanol," lanjut dia.
Mantan Komisaris FDA sekaligus Presiden Pusat Obat-obatan untuk Kepentingan Umum Peter Pitts mengatakan, menjual produk hand sanitizer ini seperti menjual obat ilegal.
Produk-produk tersebut bisa memenuhi rak-rak toko karena kurang ketatnya prosedur keamanan terhadap barang.
"Ketika Anda berada di sebuah perusahaan besar atau perusahaan kecil dan Anda membeli produk dalam jumlah besar, Anda ingin memahami asal dari produk itu, apakah produk tersebut telah disetujui atau tidak dalam kondisi baik. Jelas itu diabaikan begitu saja," kata dia.
FDA pertama kali memperingatkan tentang adanya 9 produk buatan Meksiko pada Juni 2020.
Sejak saat itu, lusinan produk lainnya telah ditambahkan ke dalam daftar. Tak jelas bagaimana produk itu bisa dijual di toko-toko, tetapi ada sejumlah merek yang sudah ada sejak awal pandemi.
Sepuluh kematian dan puluhan warga yang dirawat di rumah sakit Arizona dan New Mexico diyakini terkait dengan metanol hand sanitizier itu.