Ia menyebutkan, Pfizer akan melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan para kandidat vaksin aman.
"Jika ini berhasil dan diluncurkan dalam skala yang kami harapkan, kami dapat mencegah sejumlah besar kerusakan terjadi," ujar dia.
Ia meyakinkan bahwa vaksin tersebut masih berada dalam jalur untuk memenuhi tujuan memproduksi 100 juta dosis pada akhir tahun dan 1,2 miliar dosis lain pada 2021.
"Tujuan yang kami tetapkan adalah mendistribusikan jutaan dosis vaksin pada tahun 2020 dan melaksanakannya, tentu saja, berarti semuanya harus berjalan dengan baik," ujar Dormitzer.
Meski telah direncanakan, pihaknya tetap membutuhkan persetujuan regulator. Saat ini, uji coba berlanjut dan perusahaan juga melacak evolusi virus dengan cermat untuk mengurangi kemungkinan mutasi yang berpotensi mengurangi dampak vaksin.
"Anda memang melihat beberapa mutasi pada virus. Tetapi untungnya kami belum melihat indikasi mutasi yang akan mengurangi kemanjuran vaksin," kata dia.
Akhir bulan ini, perusahaan farmasi yang sedang mengembangkan vaksin bersama dengan mitra Jerman BioNTech, akan menguji 30.000 lebih sukarelawan dalam fase percobaan berikutnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengumumkan bahwa 17 vaksin potensial sedang dalam uji coba manusia dengan 132 dalam fase praklinis.
Menurut WHO, AstraZeneca, yang mendukung uji coba vaksin Universitas Oxford, CanSino di China, dan Moderna yang berbasis di AS adalah di antara yang terdepan dengan hasil lab yang menjanjikan.