Lantas, apa yang menjadi penyebab begitu mahalnya biaya perawatan atau penanganan Covid-19?
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyampaikan, ada beberapa tahapan di RS yang harus dilakukan pada pasien Covid-19 dan biaya ketersediaan alat medis tidaklah murah.
"Pertama, tes rapid itu tidak gratis, kalau orang dengan Covid-19 itu dites dulu positif, nunggu Polymerase Chain Reaction (PCR)-nya, biasanya dalam sekali tes habis Rp 1 juta," ujar Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/06).
Setelah tes PCR, pasien dengan hasil positif akan menjalani masa karantina dengan rawat inap di Rumah Sakit (RS) yang tentunya membuat biaya bertambah.
Selain itu, menurutnya obat untuk perawatan medis pasien Covid-19 juga tidaklah murah.
"Kalau sekarang yang rutin diberikan yang rawat inap diberi obat anti pembekuan darah, tapi ada juga yang molekuler itu yang lumayan mahal, sekali suntik Rp 300.000 sampai Rp 400.000 dalam satu obat, belum obat-obatan yang lainnya," lanjut dia.
Tak hanya dari biaya obat yang relatif mahal, pelayanan ruangan pun menjadi salah satu indikator membengkaknya tagihan RS untuk pasien Covid-19.
"Kalau rawat di ICU itu mahal banget, untuk sakit apa pun kalau dirawat di ICU paling enggak Rp 5 juta per harinya," ujar Zubairi.