Ketika Lane melihat Floyd masih berada di parkiran, dia segera mengacungkan pistol, mengeluarkannya dari mobil, dan memborgolnya.
Setelah itu, Floyd yang masih terborgol dijatuhkan ke aspal jalan, dengan Kueng memegangi punggung sementara Lane menekan kakinya.
Sementara Floyd terus mengerang dengan mengatakan "Mama", "aku tak bisa bernapas", dan "tolong" beberapa kali, Lane sempat bertanya apa dia perlu membalikannya.
"Tidak, biarkan saja dia seperti ini," jawab Chauvin. "Saya takut jika dia terkena delirium atau semacamnya," sergah Lane.
Berdasarkan otopsi dari kantor pemeriksa medis Hennepin County, Floyd tewas karena "tekanan kardiopulmoner karena leher yang ditekan".
Hasil pemeriksaan post-mortem memang menyebut Floyd adalah korban pembunuhan, namun menekankan, pria 46 tahun itu juga punya riwayat kesehatan serius.
Di antaranya adalah penyakit jantung serta tekanan darah tinggi, keracunan fentanyl, hingga mengonsumsi methamphetamine.
Tapi, hasil otopsi dari pihak keluarga mengeluarkan fakta berbeda, di mana Floyd tewas karena sesak napas yang disebabkan putusnya aliran darah ke otak.
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul Eks Polisi yang Jadi Pelaku Tewasnya George Floyd Sempat Peringatkan Rekannya.(*)