Chauvin didakwa dengan pembunuhan tingkat tiga, pembunuhan tingkat dua, dan pembunuhan tak disengaja tingkat dua. Semua terdakwa terancam dipenjara hingga 40 tahun.
Dilansir NBC News via Sky News Jumat (5/6), Kueng disebut baru tiga hari bertugas. Sementara Lane baru menjalani tugas keempat, ujar pengacaranya, Earl Gray.
Gray berujar, kliennya itu sempat dua kali bertanya kepada Derek Chauvin yang notabene instruktur mereka. "Haruskah kita membalikannya?" tanyanya.
Lane takut jika Floyd mengalami delirium, yaitu demam atau keracunan yang ditandai dengan kegelisahan, ilusi, atau ketidaktepatan pikiran serta perkataan.
"Apa yang bisa klien saya lakukan selain menaati apa yang diperintahkan oleh instruktur," jelas Gray selama sidang berlangsung.
Beberapa video yang menyebar di media sosial memperlihatkan Chauvin menindih leher Floyd, dengan tiga lainnya berusaha mengendalikannya.
"Tolong, tolong, aku tak bisa bernapas," pinta Floyd dalam video. "Perutku sakit, leherku sakit. Tolong, aku tak bisa bernapas," lanjut dia.
Dalam laporan pidana, Lane dan Kueng yang pertama kali datang merespon laporan pegawai Cup Foods, toko kelontong yang didatangi Floyd.
Saat itu, si pegawai toko menduga korban menggunakan uang palsu senilai 20 dollar AS, atau sekitar Rp282.077, untuk membeli barang.