Mengutip dariKompas.com, ancaman itu berawal dari seorang perawat di puskesmas setempat di daerah Sragen yang memeriksa salah satu warga desa di sana.
Warga tersebut terkonfirmasi terpapar virus corona.
Namun usai memeriksa pasien yang telah dinyatakan positif covid-19 tersebut merasa warga desa berubah sikapnya pada diri dan keluarganya.
Pasien merasa dikucilkan oleh warga di lingkungan tempat tinggalnya tersebut.
Selang tak begitu lama, pada hari Jumat (29/05), perawat yang memeriksa pasien covid-19 tersebut menerima sebuah pesan singkat.
Melalui pesan WhatsApp, si perawat mendapatkan ancaman dari orang tak dikenal.
Pesan bernada ancaman itupun kini membuat si perawat menjadi trauma dan merasa ketakutan.
Gubernur Ganjar menyarankan, korban melaporkan ke kepolisian perihal persoalan ancaman.
"Saya minta korban melaporkan apa yang terjadi agar cepat selesai sehingga tidak ada lagi stigma-stigma negatif yang nanti membuat hati orang terluka," terang dia.