Disisi lain, para ahli juga sedang berupaya membuat vaksin corona untuk mengendalikan pandemi Covid-19 yang hingga saat ini telah menginfeksi lebih dari 5 juta penduduk di seluruh dunia, berdasarkan data terakhir pukul 09.10 WIB, Jumat (22/05).
Lantas, apakah bisa jadi pembuatan vaksin akan sia-sia jika virus corona SARS-CoV-2 ini terus bermutasi?
Menanggapi hal ini, Direktur Eijkman Institute for Moleculer Biology (LBM Eijkman) Prof Amin Soebandrio angkat bicara.
Amin menjelaskan bahwa mutasi virus Corona yang terjadi, justru akan berguna bagi para peneliti dalam melakukan pengembangan vaksin.
"Kita butuh virus itu bermutasi," kata Amin dalam diskusi daring bertajuk Riset dalam Menemukan Vaksin dan Obat Anti Covid-19 pada Jumat (15/05).
Mutasi virus itu diperlukan, supaya dapat diketahui dan diklasifikasikan bahwa virus yang menginfeksi itu berasal dari wilayah mana.
Meskipun di sisi lain, kata Amin, hal itu memang akan mengubah struktur ataupun antigen dari virus tersebut.
"Makanya kita pilih yang konservatif (pembuatan vaksinnya)."
"Virus (SARS-CoV-2) yang mutasi tapi tidak mengubah asam aminonya," ujar dia.