Secara global tidak ada satupun negara yang tidak berdampak covid-19 termasuk Indonesia.
"Saat ini bukan hanya soal krisis pandeminya, tapi akumulasi dampaknya akan kita hadapi setelahnya yaitu krisis ekonomi yang sudah terasa yang berpotensi memunculkan krisisi sosial dan biasanya diikuti krisis politik, kemanusiaan lalu diakhiri dengan lahirnya tatanan dunia baru," ungkap Anis Matta dalam rilis dikirim pengurus Gelora Makassar, Kamis (14/05).
Hal senada dikatakan Didin S Damanhuri dalam acara zoominari serupa beberapa waktu lalu yang mengemukakan dari sekian referensi ada beberapa pandangan tentang Covid-19.
Baca Juga: Bak Angin Segar Obat Virus Corona, WHO Sebut Sudah Ada 7 hingga 8 Vaksin Covid-19 yang Potensial!
Yaitu, tidak pesimis, berat, dan sangat berat. Tetapi setelah diumumkan target pertumbuhan ekonomi negara-negara di Dunia, Indonesia sekitar 4 persen, China positif.
Tapi kenyataannya, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97 persen, sementara China minus 5,8 persen dengan pengangguran sudah lebih 70 juta orang.
Bahkan berpotensi 205 juta pekerjanya terancam pengangguran friksional. Begitupun Uni Eropa kata Prof Didin juga minus.
Baca Juga: Jokowi Minta Angka Covid-19 di Jawa Turun Sebelum Lebaran 2020
"Jadi saya kira dengan rilis seperti itu, keadaan yang bilang tidak terlalu pesimis itu hilang. Keadaan yang dihadapi sekarang ini adalah berat dan sangat berat," katanya.
Fakta-fakta ini membuat semua negara di dunia berjibaku mencari jalan keluar dari krisis ini.
Salah satu contoh India baru saja menggelontorkan paket stimulus ekonomi 4000 Triliun untuk melindungi dan membangunkan ekonomi sektor real termasuk UMKM nya. Lalu bagaimana dengan Indonesia.