Dari 20 situs gelap di dark web yang diselidiki, ada tiga yang menyumbang sekitar 90% dari produk virus corona yang dijual.
Profesor Broadhurst menambahkan,"bagi sebagian orang di luar sana, pandemi ini adalah peluang kriminal di mana mereka bisa merasakan takut dari kekurangan."
"Kami pikir, akan melihat banyak tentang itu, dan kami membutuhkan banyak pemantauan dasar untuk mulai memastikannya," tambahnya.'
"Kami menemukan vaksin yang tidak aman, antivirus yang digunakan ulang, hingga darah pasien Covid-19 yang sembuh, dijual di sana," jelasnya.
"Produk berbahaya biosekuriti adalah barang paling berbahaya yang dijual di pasar gelap, mereka seolah bocor dari uji coba nyata, namun bisa saja palsu," imbuhnya.
Wakil Direktur Institut Kriminologi Australia, Dr Rick Brown mengatakan, penjualan barang semacam itu menimbulkan risiko nyata bagi kesehatan dan keselamatan.
Dark web sendiri mengacu pada pasar online, untuk barang-barang ilegal seperti obat-obatan dan teknologi yang dicuri. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, Ada yang dijual Hingga Rp300 Juta, Darah Pasien Covid-19 yang Sembuh Diam-diam Dijual di Pasar Gelap Digunakan Untuk Hal Ini