GridStar.ID - Kabar mengejutkan, sebanyak 315 warga Banjar Serokadan, Desa Abuan, Bangli, Bali dinyatakan positif Covid-19.
Kepastian tersebut didapat setelah seluruh warga Banjar Serokan yang berjumlah 448 orang menjalani rapid test.
Melansir TribunWow.com, Bupati Bangli, I Made Gianyar mengaku terkejut dengan hasil rapid test tersebut.
Sebelumnya, rapid test massal dilakukan setelah menyusul adanya kabar bahwa terjadi transmisi lokal Covid-19 di Kabupaten Bangli.
Rapid test dilakukan di dua tempat berbeda, yakni di Balai Banjar dan di Sekolah Banjar.
Hasil rapid test yang dilakukan di Balai Banjar menunjukkan sebagian besar warga terpapar Virus Corona.
Sedangkan untuk rapid test yang dilakukan di Sekolah Banjar hasilnya 100 persen positif Covid-19.
Hal ini disampaikan I Made Gianyar dalam tayangan Youtube metrotvnews, Jumat (01/05).
Hasil rapid test yang dilakukan di Balai Banjar menunjukkan sebagian besar warga terpapar Virus Corona.
Sedangkan untuk rapid test yang dilakukan di Sekolah Banjar hasilnya 100 persen positif Covid-19.
Hal ini disampaikan I Made Gianyar dalam tayangan Youtube metrotvnews, Jumat (01/05).
"Setelah itu yang di sekolah Basar itu 100 persen yang reaktif, yang positif, akhirnya kan kita kaget semua, bupati juga syok sampai bingung tidak bisa berfikir," ujar I Made Gianyar.
I Made Gianyar mengatakan akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa test swab untuk benar-benar memastikan keadaan warganya.
Petugas penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali langsung didatangkan untuk melakukan test swab tersebut.
"Berikutnya setelah pulang, berdasarkan aspirasi dari masyarakat 'pak kok begini, kalau perlu dilakukan second opinion dilakukan test', sehingga tadi malam saya jam 8 didampingi Bapak Dandim, Bapak Kapolres turun melakukan tes terhadap warga," jelasnya.
Sementara itu, sebelumnya penyebaran Virus Corona di Provinsi Bali bisa dikatakan landai.
Melansir Tribun Medan, media asing sampai menyebut, warga Bali 'kebal' virus corona.
Satu yang terpenting dalam sorotan itu adalah imunitas warga Bali dianggap misterius.
Hal itu karena fakta bahwa warga Bali memiliki angka yang rendah untuk jumlah kasus infeksi Covid-19.
Padahal jika dipikir-pikir, Bali lebih banyak menerima turis manca negara ke daerahnya.
(*)