Bersama Yayah, dua guru lagi ikut serta, mereka adalah Rohaetin (56) guru kelas 2 SD, dan Eem Maesaroh (54) guru kelas 4 SD.
Yayah bercerita kalau mereka memang tidak setiap hari mengunjungi rumah siswa di pelosok itu, mengingat lokasinya cukup jauh dan stamina para ibu guru ini yang tak lagi muda.
Yayah bilang, dia dan dua rekannya berangkat jam 6.30 WIB saat mendatangi rumah siswanya di pelosok. Waktu yang harus ditempuh dengan jalan kaki sekitar 1,5 jam.
"Kami tiba di rumah siswa jam 8-an," kata Yayah.
Selama perjalanan ke rumah siswanya, Yayah dan dua guru lainnya menemukan fakta miris yang dialami siswanya selama ini saat berangkat ke sekolah.
Salah satunya, kata Yayah, jalan menuju rumah siswanya itu berbukit-bukit. Mereka harus melewati turunan yang licin karena jalannya berpasir hingga becek.
"Saya enggak bisa bayangkan perjuangan anak saat pulang-pergi ke sekolah. Ternyata begini. Gimana kalau hujan," ucap Yayah.
Delapan siswa yang rumahnya di pelosok terdiri dari satu siswa kelas l SD, dua siswa kelas 2 SD, empat siswa kelas 3 SD dan satu siswa kelas 4 SD.
"Kami berada di rumah siswa sekitar satu jam memberi tugas, menyampaikan mata pelajaran. Supaya tidak ketinggalan pelajaran," kata Yayah.