Follow Us

Menyayat Hati! Pikul Tanggung Jawab Jadi Kepala Keluarga, Ini Curahan Hati Pilu Pria Paruh Baya yang 40 Tahun Kerja Sebagai Petugas Kebersihan di Tengah Virus Corona Demi Sesuap Nasi

Nadia Fairuz Ikbar - Rabu, 29 April 2020 | 21:00
Menyayat Hati! Pikul Tanggung Jawab Jadi Kepala Keluarga, Seorang Pria Paruh Baya Harus Tetap Bekerja Sebagai Petugas Kebersihan di Tengah Wabah Virus Corona
Tribun News

Menyayat Hati! Pikul Tanggung Jawab Jadi Kepala Keluarga, Seorang Pria Paruh Baya Harus Tetap Bekerja Sebagai Petugas Kebersihan di Tengah Wabah Virus Corona

Dia lebih bersih dan tidak bisa membaca atau menulis, tetapi dia adalah pekerja keras yang menjaga kebersihan jalan dan taman Singapura selama 40 tahun terakhir.

Ayahnya, bersama dengan pengendara pengiriman makanan yang tak terhitung jumlahnya, operator transportasi umum dan staf supermarket, memainkan peran penting dalam menjaga negara terus bergerak.

Mereka terus berkeliaran, berpotensi menghadapi virus corona.

Baca Juga: Memilukan! Seorang Perawat Membagikan Foto Menyedihkan para Korban COVID-19, Singgung Betapa Mengerikannya Wabah Ini: Kami Harus Tetap Bekerja Walaupun Positif Corona

Karena itu, Syazwan cukup khawatir karena ayahnya adalah seorang lelaki yang memasuki usia paruh baya, artinya hal itu membuatnya rentan terhadap Covid-19.

Pada hari keempat Ramadhan, Syazwan mengambil foto ayahnya yang berangkat bekerja lebih awal di pagi hari selama Sahur.

Apa yang tidak ditunjukkan gambar itu adalah sejumlah perasaan yang dialami Syazwan.

Baca Juga: Memilukan! Pulang ke Rumah Usai Rawat Pasien Covid-19, Dokter Ini Menangis Tolak Pelukan Sang Anak yang Berlari dari dalam Rumah

Menyayat Hati! Pikul Tanggung Jawab Jadi Kepala Keluarga, Seorang Pria Paruh Baya Harus Tetap Bekerja Sebagai Petugas Kebersihan di Tengah Wabah Virus Corona
Tribun Aceh

Menyayat Hati! Pikul Tanggung Jawab Jadi Kepala Keluarga, Seorang Pria Paruh Baya Harus Tetap Bekerja Sebagai Petugas Kebersihan di Tengah Wabah Virus Corona

“Saya merasa kewalahan melihat betapa luar biasanya seorang pria yang dimiliki ayah saya dan betapa bangga dan beruntungnya saya menjadi putranya, tidak peduli apa pandangan masyarakat terhadapnya.”

Dikutip dari World Of Buzz, Syazwan mengatakan bahwa ia telah diolok-olok di masa lalu karena pekerjaan ayahnya sebagai tukang pembersih.

Sekarang, dia ingin memberi tahu orang-orang itu bahwa tukang pembersih, serta pekerja lainnya, sama pentingnya dalam berkontribusi pada perekonomian negara.

Source : tribun aceh

Editor : Grid Star

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular