Tenaga medis yang telah berjuang justru diperlakukan seperti itu.Berikut curahan hati seorang perawat bernama Nudiansyah.Nurdiansyah, seorang perawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, mengaku sangat sedih dengan banyaknya tenaga medis yang terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Harapan Baru Virus Corona Segera Berakhir, 4 Kabar Baik Soal Penanganan Covid-19 di Indonesia, Pasien Sembuh Naik Drastis Hingga Berhasil Produksi Ventilator dalam Negeri!Ia menyebut, tidak sedikit tenaga kesehatan yang kini dirawat karena tertular Covid-19 saat menangani pasien, bahkan akhirnya meninggal dunia."Memang di bulan-bulan ini kita penuh dengan duka.Angka teman-teman perawat yang positif (Covid-19) sudah makin banyak, terus angka yang meninggal juga banyak," kata Nurdiansyah di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (19/04).Baca Juga: Bak Angin Segar, Achmad Yurianto Umumkan Ada 72 Ribu Spesimen yang Diperiksa untuk Mengetahui Penyebaran Covid-19 di Indonesia bak Langkah Jitu Korea Selatan Berantas Corona
Nurdiansyah mengungkapkan, selama hampir dua bulan merawat pasien Covid-19, banyak duka yang ia dan rekan-rekan perawat rasakan.Banyak pula perawat yang mendapat stigma dari masyarakat karena merawat pasien corona.Bahkan, beberapa teman Nurdiansyah diusir dari rumah kontrakan karena dikhawatirkan membawa virus.
Baca Juga: Namanya Jadi Kambing Hitam Soal Wabah Virus Corona, Bill Gates Akhirnya Buka Suara Analisisnya Tentang Covid-19"Ada teman-teman saya yang anaknya diasingkan dengan anak tetangganya.Jadinya kalau anaknya main ke tetangga, diambil anaknya itu oleh orang tuanya," tutur Nurdiansyah.Ia menyayangkan kondisi yang dialami oleh para perawat.Baca Juga: Namanya Jadi Kambing Hitam Soal Wabah Virus Corona, Bill Gates Akhirnya Buka Suara Analisisnya Tentang Covid-19
Sebab, perawat dan tenaga kesehatan lainnya menjadi garda terakhir yang berperan menyelamatkan pasien positif Covid-19.Nurdiansyah pun berharap seluruh elemen masyarakat dapat bekerjasama melawan pandemi ini."Harapannya kita kepada pemerintah, kepada masyarakat, mari sama-sama kita lakukan pencegahan karena satu-satunya untuk melawan Covid-19 ini adalah pencegahan," kata Nurdiansyah.
Baca Juga: Peringatan Ki Kusumo Soal Wabah Virus Corona, Singgung Betara Kala: Peristiwa yang Berkaitan Alam Itu Ada yang Ngatur!Dalam kesempatan yang sama, Nurdiansyah menceritakan pengalamannya merawat pasien Covid-19 selama hampir dua bulan ini.Ketika menangani pasien, Nurdiansyah selalu mengenakan alat pelindung diri lengkap, mulai dari sepatu bot, baju khusus perawat, dan masker N95.Setiap hari, ia memantau perkembangan pasien melalui monitor yang ada di setiap kamar.Baca Juga: Dituding Amerika Serikat Jadi Dalang di Balik Covid-19 yang Mewabah Dunia, China Justru Tolak Mentah-Mentah Penyelidikkan Internasional untuk Ungkap Asal-muasal Virus Corona, Ini yang Jadi Tanda Tanya Besar!
Di kamar pasien, banyak pekerjaan yang harus dilakukan Nurdiansyah, mulai dari mengganti baju pasien, mengganti infus, menyiapkan obat, hingga makanan.Perawatan satu orang pasien, kata dia, bisa memakan waktu 30 menit hingga satu jam.Sebab, banyak pasien yang tidak mau ditinggal sendirian.
Baca Juga: Dituding Amerika Serikat Jadi Dalang di Balik Covid-19 yang Mewabah Dunia, China Justru Tolak Mentah-Mentah Penyelidikkan Internasional untuk Ungkap Asal-muasal Virus Corona, Ini yang Jadi Tanda Tanya Besar!"Ada pasien yang dia masih tidak berani kalau kita keluar (dari kamar)," ujar Nurdiansyah.Tidak hanya itu, Nurdiansyah dan perawat lain selalu menyarankan pasien untuk menonton hal-hal positif yang ditayangkan di televisi.Sebagai perawat, Nurdiansyah juga betugas untuk menguatkan mental pasien agar imunitas menjadi kuat."Kadang pasien pegang tangan kita.Ketika dia sesak, kita berikan penguatan, kita ajarkan teknik napas dalam agar dia rileks," lanjut dia. (*)Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com yang berjudul Kisah Sedih 3 Perawat RSUD Bung Karno Solo, Diusir dari Indekos,Hingga Direktur RS Buka Suara