Yayan menduga kejadian yang dialami jenazah ketujuh tersebut disebabkan kurangnya perhatian keluarga atau ahli waris yang ditinggalkan.
"Keluarga enggak ada sama sekali, rumah sakit sudah menyerahkan sepenuhnya ke kita, saya langsung telfon anak buah saya (tukang gali kubur), makamkan bagaimana caranya, tapi tetap pikirkan keselamatan," paparnya.
Yayan mengaku saat itu dirinya cukup dibuat pusing bagaimana cara memakamkan jenazah 'terduga Covid-19' itu, ia juga harus tetap memikirkan keselamatan para pegawai pemakaman.
Para petugas makam akhirnya mencari jalan terbaik. Mereka yang dirundung ketakutan selama proses pemakaman pasien Covid-19 akhirnya memilih untuk menggotong jenazah menggunakan tambang dan bambu.
"Temen-temen akhirnya pakai bambu sama tambang, jenazah kita letakkan ke liang menggunakan itu tidak kita sentuh secara langsung, setelah sudah dimasukkan langsung kita kuburkan," ucapnya.
"Sampai saat ini belum ada lagi, semua pasti pakai peti mati, dari rumah sakit juga sudah dalam kondisi siap dimakamkan," tuturnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Jenazah Dokter Dimakamkan Tanpa Menggunakan Peti di TPU Padurenan Bekasi