Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kuak Fakta, Ini 5 Penyebab Angka Kematian Pasien Virus Corona di Indonesia Tinggi, Masyarakat Harus Waspada!

Tiur Kartikawati Renata Sari - Minggu, 29 Maret 2020 | 13:10
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kuak Fakta, Ini 5 Penyebab Angka Kematian Pasien Virus Corona di Indonesia Tinggi, Masyarakat Harus Waspada!
Xinhua

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kuak Fakta, Ini 5 Penyebab Angka Kematian Pasien Virus Corona di Indonesia Tinggi, Masyarakat Harus Waspada!

GridStar.ID - Data pasien infeksi virus corona di Indonesia bertambah setiap harinya.

Tercatat, ada 1,155 kasus dengan pasien meninggal 102 dan 59 dinyatakan sembuh pada Minggu, (29/03).

Angka kematian pasien virus corona yang tinggi diterangkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, pada Jumat, (27/03).

Ternyata, ini sederet fakta yang terkuak hingga angka kematian begitu tinggi di Indonesia.

Baca Juga: Usai Nekat Buka Plastik dan Mandikan Jenazah Covid-19, Satu Keluarga Terserang Demam, Emosi Nafa Urbach Meledak hingga Lontarkan Komentar Menohok: Yang Ngeyelnya Kayak Gini Banyaknya Bukan Main!

1. Faktor umur

Dalam laporan yang terbit di jurnal Lancet edisi 9 Maret 2020, disebutkan bahwa faktor umur sangat memengaruhi tubuh dalam melawan corona.

"Berdasarkan kepustakaan yang ada dan dari jurnal Lancet, umur menjadi faktor penting (terkait kematian akibat Covid-19). Semakin tinggi usia, maka semakin berisiko pada kematian," kata Ari.

Baca Juga: Diyakini Dapat Sterilkan Tubuh dari Covid-19, Penggunaan Bilik Desinfektan Justru Membahayakan Kesehatan, kok Bisa?

2. Skor SOFA

Sepsis adalah gangguan fungsi organ akibat infeksi yang dapat menyebabkan kematian.

Gangguan fungsi organ tersebut dapat dinilai menggunakan kriteria yang sudah disepakati yaitu skor Sequential (Sepsis-Related) Organ Failure Assesment (SOFA), yang melibatkan sistem respirasi, pembekuan darah, kardiovaskular, sistem saraf, fungsi hati, dan fungsi ginjal.

Mudahnya, ketika pasien datang ke rumah sakit, dokter dapat melakukan prognosis atau prediksi mengenai perkembangan suatu penyakit setelah melihat tekanan oksigen di dalam tubuh, jumlah trombosit, fungsi hati, tekanan darah, tingkat kesadaran, dan fungsi ginjal.

Baca Juga: Usai Layani Pria Warga Negara Asing, Pemandu Lagu di Tangsel Dicekam Ketakutan Tertular Covid-19, Cek ke Puskesmas : Paranoid Lihat Berita Mati Tiba-Tiba

"Prognosis agak berat itu ketika diperiksa jumlah trombosit sudah mulai turun, ini kita sudah bisa bilang sepsis," ujar Ari.

"Kemudian fungsi hati meningkat mungkin sampai 200-300, tekanan darah turun karena dia memang syok, kesadarannya sudah mulai sulit diajak bicara misalnya, dan fungsi ginjal turun," imbuhnya.

"Dikatakan berisiko berat bila skor itu semua lebih dari 10."

Baca Juga: Kasus Covid-19 Tembus Angka Lebih dari 1.100, Anies Baswedan Umumkan Perpanjang Masa Darurat Wabah Virus Corona hingga 19 April 2020

3. D-dimer > 1 mcg/mL

D-dimer atau fragmen D-dimer (bahasa Inggris: fibrin degradation fragment) adalah suatu jenis uji sampel darah di laboratorium yang bertujuan untuk membantu melakukan diagnosis penyakit dan kondisi yang menyebabkan hiperkoagulabilitas: suatu kecenderungan darah untuk membeku melebihi ukuran normal.

"Ini adalah faktor prognosis (prediksi mengenai perkembangan suatu penyakit, red) yang bisa didapatkan ketika pasien datang," ujar Ari.

Baca Juga: Corona Capai Lebih dari 1000 Kasus, Ilmuan Matematika Ini Gunakan Rumus Khusus Hitung Skenario Terburuk Covid-19, Ada Peluang 50 Persen Populasi Jakarta Terinfeksi

4. Pasien datang terlambat

"Jadi pasien-pasien ini datang terlambat, seperti kita tahu rumah sait rujukan sudah penuh, di sisi lain mungkin ada rumah sakit dengan fasilitas terbatas, sehingga harus dikirim ke rumah sakit lain. Jadi hal-hal ini yang membuat pasien datang terlambat (ke rumah sakit)," ungkap Ari.

Saat pasien datang terlambat dan pemeriksaan juga terlambat dilakukan, bisa saja kemudian sudah muncul komplikasi penyakit lain.

"Sebagai contoh, mungkin saja pasien memiliki komplikasi gangguan ginjal, gangguan liver, atau mungkin trombositnya sudah turun pada saat datang ke IGD," jelas Ari.

Baca Juga: Jangan Salah Kenali Sebelum Terlambat Ditangani, Orangtua Wajib Tahu Ini Gejala yang Terjadi pada Anak-Anak Saat Terinfeksi Virus Corona

5. Penyakit penyerta

Beberapa penyakit penyerta yang bisa berpengaruh pada kondisi kesehatan pasien Covid-19 adalah kencing manis, penyakit paru kronis yang menyebabkan kelainan pada paru, dan jantung.

Jika seseorang sudah memiliki penyakit paru, itu artinya organ paru sudah tidak dapat berfungsi dengan baik.

"Orang-orang ini (dengan penyakit penyerta) juga berisiko tinggi pada kematian bila terjadi infeksi (Covid-19," ujarnya.(*)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kenapa Angka Kematian Akibat Virus Corona di Indonesia Tinggi? Ini Penyebabnya

Source : tribunnews

Editor : Grid Star

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x