Perkembangan Terus Dinantikan, Sampai Saat Ini Ada 4 Vaksin yang Disebut Memiliki Efektivitas 90 Persen, Apa Saja?

Minggu, 22 November 2020 | 06:30
ShutterStock

Bak Petir di Siang Bolong, Realisasi Vaksinasi Covid-19 Terancam Mundur dari Jadwal yang Ditentukan Pemerintah, Mengapa?

GridStar.ID - Penelitian untuk menemukan vaksin yang tepat mengatasi Covid-19 terus dilakukan.

Banyak negara yang menurunkan ilmuwannya untuk mencari vaksin yang efektif untuk bisa menangani Covid-19.

Vaksin yang saat ini dikembangkan pun diharapkan efektif dan aman untuk digunakan seseorang.

Baca Juga: Vaksin Siap Didistribusikan Awal Tahun 2021, Menkes Terawan Sebut Alurnya akan Sama Seperti Imunisasi

Dengan vaksin yang aman dan efektif diharapkan dapat segera tersedia, dengan harapan melindungi siapa pun dan memperbaiki keadaan yang telah diporakporandakan oleh pandemi virus corona.

Dalam perjalanannya, pengembangan vaksin yang efektif dan aman membutuhkan waktu tidak sebentar.

Vaksin harus melalui proses uji klinis tiga tahap sebelum akhirnya disetujui dan bisa digunakan.

Baca Juga: Klaim 90 persen Berhasil, Vaksin Covid-19 Moderna Versus Pfizer, Mana yang Paling Efektif?

Sementara itu, beberapa kandidat vaksin yang dikembangkan sejumlah negara telah sampai pada tahap akhir pengujian dan mengklaim keefektifannya mencapai 90 persen. Apa saja?

1. Pfizer dan BioNTech

Pfizer Inc yang bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech mengklaim kandidat vaksin yang dikembangkannya 95 persen efektif dan tidak memiliki efek samping serius.

Melansir New York Times, data menunjukkan bahwa vaksin mencegah Covid-19 yang ringan dan parah.

Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech disebut dengan nama BNT162b2, dengan menggunakan m-RNA.

Baca Juga: Kabar Baik di Tengah Pandemi Covid-19, Vaksin Virus Covid-19 dari Pfizer Disebut Paling Menjanjikan Hempas Wabah Corona

Teknologi ini sebelumnya digunakan Jerman dalam pengembangan vaksin kanker eksperimental.

Uji coba fase dua dan tiga digabungkan dan mulai dilakukan pada 27 Juli 2020.

Sukarelawan yang diuji pada fase ini berasal dari berbagai daerah dengan penularan SARS-CoV-2 signifikan.

Tinjauan regulasi atas vaksin Pfizer dan BioNTech diharapkan didapat sebelum akhir tahun.

Sementara hasil awal dari uji fase satu dan dua menunjukkan vaksin menghasilkan antibodi dan respons sel-T yang spesifik untuk SARS-CoV-2.

Baca Juga: Klaim Efektivitasnya Sudah 90 Persen, Kandidat Vaksin Covid-19 Pfizer Inc Benarkah yang Paling Bagus?

2. Moderna

Perusahaan Moderna Inc mengklaim kandidat vaksinnya mempunyai efektivitas 94,5 persen, berdasarkan data awal uji klinis fase tiga.

"Analisis sementara yang positif dari studi tahap tiga kami telah memberi validasi klinis pertama bahwa vaksin dapat mencegah penyakit Covid-19, termasuk penyakit parah," ujar CEO Moderna dikutip dari CNBC, 16 November 2020.

Analisis tersebut mengevaluasi 95 kasus infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi di antara 30.000 peserta uji coba.

Sebanyak 90 kasus yang diamati merupakan kelompok plasebo, yang dibandingkan dengan 5 kasus pada kelompok penerima dua dosis vaksin.

Baca Juga: Pemerintah Brazil Putuskan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Dihentikan, Ada Apa?

Selain itu, Moderna menyebut tidak ditemukan masalah keamanan yang signifikan pada vaksinnya.

Secara umum, vaksin aman dengan sebagian efek samping yang dapat ditoleransi dengan kategori ringan atau sedang.

Efek sampingnya seperti nyeri di lokasi suntikan, kelelahan, nyeri otot, dan sakit kepala.

Untuk diketahui, perusahaan bioteknologi yang berbasis di Massachusetts ini bekerja sama dengan National Institues of Health mengembangkan vaksin corona bernama mRNA-1273.

Vaksin bergantung pada penyuntikan potongan materi genetik virus, mRNA, ke dalam sel manusia.

Baca Juga: Tak Mau Kalah, Israel Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Manusia Perdana Menteri: Kami Bakal Bebas dari Pandemi!

3. Gamaleya

Vaksin Sputnik V Rusia yang dikembangkan Gamaleya Center, juga mengklaim keefektifan vaksinnya mencapai 92 persen.

Vaksin terbukti manjur di antara sekelompok sukarelawan yang menjadi bagian dari uji coba fase tiga.

Kendati begitu, laporan awal kemanjuran vaksin Sputnik V belum dipublikasikan dalam jurnal medis yang ditinjau sejawat.

Baca Juga: Agar Terbebas dari Pandemi, Benarkah Indonesia Butuh 340 Juta Dosis Vaksin Covid-19?

Sebagai tambahan informasi, Rusia menjadi negara pertama yang mendaftarkan dan menyetujui vaksin virus corona.

Gamaleya mengembangkan vaksin vektor virus menggunakan versi lemah adenovirus penyebab flu biasa utuk memperkenalkan lonjakan protein virus SARS-CoV-2 ke tubuh.

Vaksin menggunakan dua jenis adenovirus, dengan suntikan kedua diberikan setelah 21 hari untuk meningkatkan respons kekebalan.

Baca Juga: Kabar Baik, 11 Vaksin Ini Sudah Capai Fase Uji Coba Ketiga, Mana Saja yang Siap Diproduksi Massal?

4. Sinovac

Vaksin virus corona eksperimental yang dikembangkan Sinovac Biotech, CoronaVac, memicu respons imun yang cepat namun menghasilkan tingkat antibodi lebih rendah daripada orang yang sudah pulih dari penyakit Covid-19.

Diberitakan Aljazeera, 18 November 2020, para peneliti mengatakan vaksin CoronaVac memberikan perlindungan yang cukup.

CoronaVac dan empat vaksin emsperimental lainnya yang dikembangkan di China saat ini tengah menjalani uji coba tahap akhir untuk menentukan keefektifannya dalam mencegah Covid-19.

"Penemuan kami menunjukkan bahwa CoronaVac mampu memicu respons antibodi yang cepat dalam empat minggu setelah imunisasi dengan memberikan dua dosis vaksin pada interval 14 hari," ujar Zhu Fengcai dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Jiangsu di Nanjing.

"Kami yakin ini membuat vaksin cocok untuk penggunaan darurat selama pandemi," lanjut dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul4 Vaksin Corona yang Efektivitasnya Diklaim Mencapai 90 Persen

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya