Bukan dari Eropa atau Timur Tengah, Raja Terkaya di Dunia Ternyata Berada di Asia Tenggara, Ini Sumber Kekayaan dari Raja Thailand

Rabu, 14 Oktober 2020 | 13:02
AFP / Panupong Changchai

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn

GridStar.ID - Ada banyak kerajaan yang tersebar di dunia dan masih bertahan hingga saat ini.

Sebut saja Inggris dan Saudi Arabia yang juga masih memiliki kerajaan.

Tak hanya itu, di Asia Tenggara juga masih memiliki kerajaan, seperti di Thalian dan Brunei Darussalam.

Baca Juga: Masih Ingat Sosok Taqy Malik? Diam-Diam Mantan Suami Salmafina Sunan Ini Makin Meroket Bisnisnya hingga Pamer Naik Jet Pribadi

Rupanya Raja terkaya di Dunia bukanlah berasal dari Eropa atau timur tengah, melainkan berada di Asia Tenggara.

Ia adalah Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn.

Raja ini dikenal telah melangsungkan pernikahan 4 kali dan mengambil banyak selir, Vajiralongkorn lebih banyak menghabiskan waktu di Jerman daripada di negaranya sendiri.

Baca Juga: Gambarkan Kemewahan yang Dimiliki, Begini Tradisi Mandi Keluarga Kerajaan Inggris, Para Bangsawan Tak Gunakan Shower untuk Membersihkan Diri

Dilansir dari Reuters, demonstrasi besar-besaran dilakukan rakyat Thailand pada Juli 2020 lalu, meminta kemunduran Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha serta menuntut konstitusi baru yang menuntut pengakhiran gangguan terhadap aktivis.

Selain itu, demonstran di Thailand juga menyodorkan 10 tuntutan untuk mereformasi monarki.

Mereka tidak ingin mengakhiri monarki, hanya mereformasinya. Para demonstran juga mengeluhkan biaya yang harus ditanggung negara karena sang raja tinggal di Jerman.

Baca Juga: Gambarkan Kemewahan yang Dimiliki, Begini Tradisi Mandi Keluarga Kerajaan Inggris, Para Bangsawan Tak Gunakan Shower untuk Membersihkan Diri

Raja Vajiralongkorn yang naik takhta sejak kematian ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej pada 2016, mengalihkan semua kepemilikan di perusahaan besar yang dikenal sebagai Biro Properti Mahkota (CPB) ke kepemilikan pribadinya.

Dengan itu, Vajiralongkorn mampu mengendalikan lebih banyak kekayaan dibandingkan Raja Saudi, Sultan Brunei dan bahkan Kerajaan Inggris.

CPB merupakan salah satu kekayaan kerajaan terbesar di dunia.

Baca Juga: Keluarga Kerajaan Inggris Akan Sambut Anggota Baru di Tahun 2021, Ratu Elizabeth II Nantikan Cicit Kesembilannya dari Saudara Pangeran William, Siapa?

Perusahaan induk rahasia yang kepemilikan sahamnya ada di perusahaan-perusahaan blue-chip Thailand, tepatnya di ibu kota Bangkok. Melalui biro tersebut juga, menurut Los Angeles Times, Vajiralongkorn mampu membayar semua beban yang dipanggulnya sebelum naik takhta; tuduhan korupsi terhadap orang tua, saudara laki-lakinya dan pamannya yang juga diturunkan dari jabatan seniornya sebagai polisi.

Aset yang diperkirakan memiliki nominal 70 miliar dollar AS itu kini dituntut oleh gerakan pro-demokrasi yang meminta transparansi keuangan monarki dan batasan pada kekuatannya yang selama ini diketahui sangat luas.

“Ketika para pengunjuk rasa berbicara tentang monarki sebagai sebuah institusi, CPB adalah intinya,” kata Pongkwan Sawasdipakdi, dosen di Thammasat dan kandidat doktor dalam hubungan internasional di USC seperti dikutip LA Times.

Baca Juga: Jadi Bos Villa di Bali, Hotman Paris Sering Pergoki Para Artis Main Ranjang dengan Om-om Umur 60-an di Kerajaan Bisnisnya: Cuma Kakinya yang Kelihatan

"Salah satu hal utama yang dipikirkan orang adalah bagaimana monarki dapat mengumpulkan kekayaan yang sangat tinggi dan kami benar-benar tidak tahu apapun soal itu."

Dibuat sejak tahun 1936, CPB alias Biro Properti Mahkota beroperasi 'di dunia bawah' yang legal, tidak termasuk dalam lembaga pemerintah maupun swasta atau pun bagian dari istana.

Dewan direksi, yang dipilih sendiri oleh raja, tidak merilis laporan keuangan.

Baca Juga: Bak Mukjizat, Keluarga Kerajaan Inggris Ini Ceritakan Bagaimana Dirinya Selamat dari Peristiwa 11/9 yang Terjadi 19 Tahun Lalu

Sebagian besar kepemilikannya, tetap menjadi misteri. Namun portofolio biro tersebut memperkirakan Raja Thailand menjadi raja terkaya di dunia, dengan kepemilikan vila tepi danau di luar Munich, Jerman dan menyewakan hotel di Pegunungan Alpen Bavaria.

Investasi terbesar biro ini ada di Siam Commercial Bank dan Siam Cement Group, industri konglomerat yang memegang 34 persen saham senilai 8 milliar dollar AS akhir tahun lalu.

Meski saham bank telah kehilangan setengah nilainya selama pandemi, sebanyak 342 juta dollar diberikan kepada raja pada tahun 2019.

Baca Juga: Baru 35 Tahun, Putra Mahkota Arab Saudi Ini Miliki Kekayaan 16 Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kerajaan Inggris! Ini Daftar Kekayaan yang Dimilikinya

Menurut jurnal yang ditulis Porphant Ouyyanont, seorang akademisi Thailand yang merupakan otoritas terkemuka di biro pada tahun 2015 raja punya beberapa aset.

Raja memiliki kepemilikan tanah termasuk 5½ mil persegi yang tersebar di distrik-distrik dengan nilai sewa tinggi di pusat ibu kota Bangkok.

Aset itu bernilai 32 miliar dollar AS pada tahun 2015 namun hanya sedikit yang digunakan untuk penyewaan komersial.

Baca Juga: Orangtuanya Memilih Keluar dari Kerajaan Inggris, Anak Pangeran Harry Tetap Harus Menjalani Peraturan Ini Jika Telah Dewasa

Pengawasan terhadap aset-aset ini telah lama dianggap tidak perlu karena monarki dan kepemilikannya telah "membuktikan diri mereka tidak membebani negara," tulis Porphant.

Berbeda jauh dengan sang ayah

Apa yang dilakukan Raja Maha Vajiralongkorn hari ini sangat berbanding terbalik dengan sang ayah.

Ayahnya, mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, yang memerintah selama 70 tahun, digambarkan sebagai sosok propaganda royalis yang begitu hemat.

Baca Juga: Bersikap Bak Jagoan Vokal Sana-Sini, Tak Disangka Jerinx Setiap Hari Turun ke Jalan Bagikan Makanan, Ini 5 Kerajaan Bisnis Pentolan Band Metal SID!

Bahkan ketika Thailand tumbuh menjadi mesin ekonomi Asia Tenggara dan investasi putra mahkota yang kini menjadi raja, berlipat ganda nilainya.

Raja Vajiralongkorn kini berusia 68 tahun. Dengan keempat istri dan selir kerajaan dia dan rombongannya lebih sering menghabiskan waktu di Jerman.

Dari negara itu, dia bahkan membawa 2 unit militer di bawah komandonya dan mengubah hukum yang mengizinkan dirinya memerintah dari luar negeri.

Baca Juga: Tak Hanya Terjadi di Indonesia, Pria Ini Mendirikan Kekaisaran Sendiri di Australia: Saya Memutuskan Untuk Membuat Negara Sendiri di Halaman Belakang Rumah

Hal itu mendapat protes dari Jerman dengan Menteri Luar Negerinya, Heiko Maas menyatakan bahwa Raja Thailand tidak berhak menggelar kegiatan pemerintahan di negara mereka.

Diwartakan Kompas.com sebelumnya, Maas berkata dalam rapat dengar parlemen Rabu (07/10), "Kami telah menegaskan politik yang menyangkut Thailand tidak boleh digelar di tanah Jerman."

Kembali pada soal Biro Properti Mahkota (CPB), pada tahun 2017, 9 bulan usai Vajiralongkorn naik takhta, UU yang disahkan parlemen yang didominasi militer menempatkan aset CPB "di bawah kebijaksanaan Yang Mulia."

Baca Juga: Miliki Kerajaan Bisnis dan Harta Menggunung, Ruben Onsu Dikabarkan Bakal Wariskan Kekayaannya untuk Betrand Peto, Apa Saja yang Didapat sang Putra?

Suatu kebijakan yang menghentikan peraturan sebelumnya di mana raja bisa membelanjakan pendapatan biro tersebut sesuka hati tapi menyerahkan keputusan pembelian dan penjualan kepada dewan direksi.

Raja Vajiralongkorn bahkan menyingkirkan menteri keuangan dan direktur jenderal biro yang sudah lama berdiri dari dewan dan melantik sekretaris pribadinya, seorang pria berusia 69 tahun tanpa latar belakang keuangan atau ekonomi, sebagai ketua dan beberapa loyalis lainnya sebagai anggota.

“Asumsinya pasti bahwa raja sekarang adalah pembuat keputusan utama,” kata Tom Felix Joehnk, seorang penulis dan ekonom yang berbasis di Bangkok.

Baca Juga: Tak Disangka Ada Seorang Putri Kerajaan Arab Saudi yang Sedang Dibui dan Menjalani Hukuman Penjara Saat Ini, Begini Kondisinya Sekarang

Meski kini dikenakan pajak, Vajiralongkorn telah mempertahankan kepemilikan saham perusahaan dan secara umum melanjutkan pendekatan konservatifnya terhadap aset tanah.

Aset tersebut mencakup beberapa lingkungan yang paling dicari di Bangkok, di sepanjang Sungai Chao Phraya dan di distrik komersial Silom dan Sukhumvit.

Tetapi menurut jurnal yang ditulis Porphant sebanyak 93 persen dari tanah yang tidak "menghasilkan" disewakan dengan harga “jauh lebih rendah dari harga pasar” kepada masyarakat kumuh, lembaga negara, sekolah, yayasan dan lainnya yang memiliki hubungan khusus dengan kerajaan.

Baca Juga: Julukan yang Lekat dengan Para Bangsawan, Ternyata Ini Asal Sebutan dari Darah Biru

Bahkan termasuk kedutaan pemerintah AS yang selama beberapa dekade menyewa sebuah rumah megah tertutup berwarna biru yang dikelilingi oleh rerumputan hijau hanya seharga "beberapa ratus dollar" menurut Joehnk.

Dengan semua aset dan kebijakan otoriter itu, tak heran rakyat Thailand ingin menuntut reformasi dalam monarki dan meminta transparansi keuangan Raja Maha Vajiralongkorn. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulRaja Terkaya di Dunia, Maha Vajiralongkorn, dari Mana Sumber Kekayaannya?

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya