Follow Us

Sampai Ratusan Juta! Ketahuilah Total Biaya Operasi Jantung Jika Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

Dok Grid - Senin, 05 Februari 2024 | 14:57
biaya operasi jantung
dok.Warta Kota

biaya operasi jantung

GridStar.ID - Masyarakat mapan yang hendak menjalani operasi jantung tak perlu melakukannya di rumah sakit luar negeri.

Dokter dari Indonesia pun mampu memberikan pelayanan setara dengan mereka yang berada di negara maju .

Mengutip dari Kompas.com, Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Santosa Bandung International Hospital (SBIH), Soegeng Njotoprajitno di Bandung, mengatakan, pada Sabtu (20/02/2010), pihaknya telah melakukan operasi bypass yang digabung dengan penggantian katup mitral jantung.

Biaya operasi itu sekitar Rp 150 juta, masih lebih murah dibandingkan di luar negeri. Di Singapura misalnya, biaya itu mencapai Rp 245 juta. Jika operasi yang dilakukan hanya bypass, biayanya sekitar Rp 189 juta. Biaya itu pun untuk operasi di rumah sakit pemerintah Singapura.

"Kalau di rumah sakit swasta lebih mahal lagi. Pasien tak perlu mencari kesembuhan di luar negeri yang tentunya membutuhkan dana tak sedikit," ujarnya.

Menurut Soegeng, bypass merupakan operasi yang dilakukan terhadap pasien dengan penyempitan pembuluh darah pada arteri koronaria jantung.

Operasi itu termasuk proses yang sangat rumit sehingga melibatkan banyak dokter spesialis dari berbagai bidang.

Namun kini masyarakat tak perlu risau lagi dengan biaya operasi jantung yang mencapai ratusan juta itu, lantaran kini dengan BPJS Kesehatan masyarakat bisa mendapatkan perawatan operasi jantung secara cuma-cuma.

Melansir dari laman resmi BPJS Kesehatan, Bukan hal yang mudah bagi Loa Tjoen Lian (71) berjuang untuk meningkatkan kesehatannya pasca serangan jantung yang dialaminya sepuluh tahun yang lalu. Ia selalu di damping oleh anaknya, Sherly (46), selama perjuangan melawan penyakitnya. Sherly beruntung kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah meringankan beban keluarga dalam pembiayaan kesehatan, khususnya bagi sang ibu.

Baca Juga: Alami Kanker Payudara, Nunung Akui Gunakan BPJS Kesehatan untuk Berobat

“Sepuluh tahun lalu, ibu saya terkena serangan jantung dan membuat khawatir kami sekeluarga. Saat itu kami belum memiliki jaminan kesehatan sehingga biaya pengobatannya menggunakan uang pribadi. Biaya yang cukup tinggi sangat terasa sekali bagi keluarga kami. Beruntung, di tahun 2014 Program JKN hadir dan membawa harapan baru bagi kami sekeluarga,” ujar Sherly saat ditemui oleh Tim Jamkesnews di Siloam Hospitals Lippo Village, Senin (12/09).

Sejak terdaftar sebagai peserta JKN, keluarga mereka sangat bergantung pada manfaat Program JKN. Khususnya, dalam pembiayaan pengobatan bagi sang ibu pasca serangan jantung. Saat itu, Loa membutuhkan penanganan lebih lanjut dengan menjalani tindakan operasi bypass jantung. Ia menyadari bahwa tindakan tersebut sangat membutuhkan biaya besar dan akan memberatkan kondisi finansial keluarga apabila tanpa adanya pembiayaan dari Program JKN.

“Kami sangat beruntung operasi bypass jantung dapat ditanggung seluruhnya oleh BPJS Kesehatan. Ditambah, ia juga diharuskan menjalani operasi katarak di kedua matanya. Kalau tanpa JKN mungkin kami akan kesulitan menutup biaya pengobatannya. Kami sadari bahwa kedua tindakan tersebut berbiaya ratusan juta, bersyukur sekali tidak ada kesulitan karena seluruh prosesnya dipermudah. Meskipun kami dari segmen PBI, tidak ada perbedaan pelayanan, semua sama rata,” jelas Sherly yang terdaftar sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD.

Menyadari akan manfaat JKN yang begitu besar bagi keluarganya, ia berharap program ini juga dapat membantu masyarakat lainnya yang kurang mampu. Rasa syukurnya tak berhenti sampai disitu karena keluarganya terdaftar sebagai peserta PBI APBD, dimana iurannya dibantu oleh Pemerintah Daerah. Ia terus mendukung Program JKN semakin optimal dalam memberikan jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia.

(*)

Editor : optimization

Baca Lainnya

Latest