Apalagi, subvarian virus baru BF.7 yang kini merebak diduga mampu menembus antibodi tubuh, baik yang dihasilkan vaksin maupun imunitas alami akibat terpapar virus corona.
"khusus untuk (kasus Covid-19) China ini memang mau tidak maup kita harus khawatir karena potensi perburukannya cukup besar," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah Provinsi Zhejiang, China melaporkan 1 juta kasus infeksi Covid-19 harian terbaru pada Minggu (25/12). Jumlah ini diperkirakan akan berlipat ganda pada hari-hari mendatang.
Lonjakan infeksi Covis-19 itu menyebabkan kenaikan angka pasien virus corona di banyak rumah sakit di China.
Pemerintah China pun telah mengambil sejumlah langkah merespons situasi tersebut, salah satunya dengan membatasi penerbangan ke sejumlah negara, termasuk Indonesia.
"Pemerintah China sendiri yang membatasi (penerbangan), kami ikut kebijaksanaan mereka, kalau dulu mereka membatasi satu maskapai ke satu kota, sekarang mereka hanya membatasi 15 frekuensi," jelas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Maria Kristi Endah Murni, Selasa (27/12).
"Jadi China yang membatasi sendiri untuk tidak terlalu banyak diakses oleh negara lain," imbuhnya.
(*)