GridStar.ID - Ibu rumah tangga hingga pemilik usaha kuliner merana di akhir tahun ini.
Hampir semua harga barang di pasar mengalami kenaikan, khususnya minyak goreng, cabai dan telur.
Kabar gembira,harga minyak goreng, cabai rawit merah, dan telur ayam diprediksi kembali menurun pada tahun depan.
Akan tetapi, harga-harga tersebut turun hanya pada bulan tertentu saja.
Hal ini dijelaskan oleh Research Associate Core Indonesia Dwi Andreas, dimana menurunnya harga-harga tersebut dipengaruhi oleh proyeksi tingginya produksi kedelai di Brazil pada Januari 2022.
Tingginya produksi kedelai membuat harga minyak dunia terkontraksi dan mengalami penurunan.
Termasuk di Indonesia, setelah mengalami peningkatan 2,4 kali lipat sejak Mei 2020.
Untuk harga minyak goreng, akan kembali membaik sekitar bulan Februari-Maret 2022.
"Jadi, untukminyak gorengtidak perlu dicemaskan karena bulan Februari-Maret akan terkoreksi. Apalagi, pemerintah bersama asosiasi minyak sawit nasional berkeinginan keras (untuk menekan harga)," kata Andreas, seperti dilansirKompas(29/12).
Harga cabai rawit diproyeksi turun pada Februari 2022
Kemudian, untuk harga cabai rawit merah diproyeksi kembali menurun pada Februari 2022 mendatang.
Penurunan hargaini dipengaruhi oleh musim panen cabai pada akhir Januari 2022.
Sementara, kenaikan harga cabai sampai akhir tahun 2021 ini disebabkan oleh tingginya curah hujan,sehingga menyebabkan hasil panen gagal.
Harga cabai rawit merah diproyeksi naik kembali pada Juli-Agustus 2022, karena adanya fenomena musim kemarau.
"Mulai akhir Januari, sedulur petani kami akan panen. Sehingga Februari, (harga cabai) pasti saya pastikan turun. Yang paling penting saat ini sebenarnya harga yang tinggi di tingkat konsumen tertransformasi ke petani," ucap Andreas.
Harga telur ayam diproyeksi turun pada April 2022
Lalu, untuk harga telur ayam diproyeksi turun pada bulan April 2022 setelah mengalami kenaikan pada Januari 2022.
Menurut Andreas, siklus telur ayam memang memiliki pola tersendiri setiap tahunnya.
"Setelah (harganya) rendah pada bulan April, naik lagi puncaknya sekitar bulan Juli-Agustus. September sampai November turun lagi. Siklusnya mudah ditebak, sehingga pemerintah seharusnya bisa diantisipasi sebelumnya," kata Andreas.
Sebagai informasi, harga ketiga komoditas inimelonjak menjelang akhir tahun 2021.
Mulai dari harga minyak goreng curah, yang naik dari kisaran Rp 11.000,00 per liter menjadi kisaran Rp 18.000,00 per liter.
Begitu pula, dengan harga cabai rawit merah yang melonjak dari Rp 100.000,00 per kilogram.
Kemudian, diikuti dengan harga telur yang sudah melonjak lebih duluhinggaRp 30.000,00 per kilogram.
Hal ini membuat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) memberikan rapor merah kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag).
"Beberapa komoditas di luar dugaan mengalami kenaikan yang tidak wajar dan baru pertama kali ini terjadi,” ujar Sekretaris Jenderal DPP Ikappi, Reynaldi Sarijowan.
(*)
Artikel ini sudah tayang di Kompas dengan judulHarga Minyak Goreng hingga Cabai Diprediksi Turun Tahun Depan, Hanya di Bulan-bulan Ini