Sebanyak 80 persen dari jumlah tersebut berada di Provinsi Gauteng. Para peneliti menduga, kasus tersebut karena adanya varian baru ini. Dikarenakan, lonjakan kasus bertepatan dengan deteksi pertama Omicron oleh para ilmuwan.
2. Varian mengandung mutasi yang tidak biasa
Direktur CERI Prof Tulio de Oliveria PhD mengatakan, genom dari varian baru Omicron mengandung konstelasi mutasi yang sangat tidak biasa.
Mutasi-mutasi inilah yang dikhawatirkan akan membantu virus untuk menghindari sistem kekebalan atau meningkatkan penularannya.
Oliveria menyampaikan, ada sekitar 50 mutasi di seluruh genom virus Omicron. Lebih dari 30 di antaranya merupakan bagian yang berperan mengkode protein lonjakan virus.
Dia juga mengatakan, varian ini memiliki 15 mutasi di bagian RBD genom. Padahal pada varian Delta, hanya ada dua, dan varian Beta hanya ada 3 mutasi.
Hal ini membuat para ilmuwan khawatir varian baru bisa mencegah antibodi vaksin tak efektif.
3. Kemampuan masuk sel inang lebih mudah
Varian Omicron juga dikhawatirkan peneliti memiliki mutasi yang membuatnya semakin mudah masuk ke dalam sel inang, sehingga meningkatkan risiko penularan.
Selain itu, Omicron memiliki mutasi dalam tubuhnya yang membuat dia memiliki kekebalan bawaan terhadap patogen yang dia temui.