Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kemendikbud Ristek Hadirkan Konsep "Link and Match" untuk Menyokong Pendidikan Vokasi

Nadia Fairuz Ikbar - Senin, 15 November 2021 | 19:23
Wikan Sakarinto, Dirjen Vokasi
Kompas.com

Wikan Sakarinto, Dirjen Vokasi

"Harus ada Venture Readiness Level (VRL). Jadi kita harus punya kesiapan mitra industri yang nanti memproduksi masal. Karena kalau kampus atau SMK diminta untuk memproduksi massal itu ya salah," kata dia.

Baca Juga: Kabar Baik! BLT Guru Rp 1,8 Juta dari Kemendikbud Sudah Masuk Rekening, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi dan Cara Mengeceknya

Kampus vokasi atau sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah pabrik ide atau pabrik prototype dan dilahirkan bersama dengan industri.

Baru setelah itu Tehnical Readiness Level (TRL). Ini dipublikasikan setelah produk sudah jadi.

“Di HAKI, paten, atau produk register itu boleh dipublikasikan. Tapi jangan sampai mindset kita untuk melakukan link and match tadi hanya administratif," tutur Wikan.

Terakhir, komitmen serapan lulusan, oleh dunia kerja (bukan mengharuskan, tapi komitmen kuat).

“Jadi ada link and match antara pendidikan vokasi dan industri. Minimal delapan standar ini harus dilakukan kalau kita benar-benar ingin punya kualitas," tukas Wikan. (*)

Source :Kompas.com

Editor : Grid Star

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x