Epidemiolog Griffith University Australia Komentari PPKM Jika Diperpanjang: Kalau Mau Diteruskan...

GridStar.ID - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 berakhir hari ini 2 Agustus 2021.

PPKM kerap dikeluhkan sejumlah lapisan masyarakat lantaran pembatasan kegiatan.

Namun, hal ini diberlakukan lantaran varian covid-19 baru yang cepat menyebar.

Baca Juga: Lihat Perlakuan Zaskia Sungkar pada Ukkasya di Rumah Aja Saat PPKM, Fanny Bauty Syok: Mau Diapain Kak?

Dilansir dariKompas.com (22/7/2021), adanya PPKM tersebut dikeluhkan sejumlah pihak, mulai dari pedagang kaki lima (PKL), Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) hingga Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) dan masih banyak lagi.

Tidak hanya itu saja, sejumlah PKL di sejumlah daerah pun memilih mengibarkan bendera putih terkait kebijakan Presiden Jokowi tersebut.

Terbaru, sejumlah PKL di kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta memasang bendera putih sebagai tanda berkabung dan menyerah karena kondisi perekonomian mereka terpuruk akibat pandemi Covid-19, Jumat (30/7/2021).

Baca Juga: 8 Bansos Digelontorkan untuk PPKM Level 4, Listrik hingga UMKM!

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menegaskan, perlu tidaknya perpanjangan PPKM tergantung dari kebijakan pemerintah.

Kendati demikian, apabila tidak ada dukungan atau insentif sosial ekonomi kepada masyarakat, pihaknya meminta untuk tidak dipaksakan diperpanjang.

“Kalau mau diteruskan, yang pertama dipertimbangkan adalah yang tahu pemerintah, ada tidak resource-nya secara finansial untuk mendukung masyarakat rawan, insentif sosial ekonomi.

Baca Juga: Mulai Dicairkan Minggu Depan, Ini Kriteria Penerima Subsidi Gaji Rp 1 Juta untuk Pekerja

Karena ini penting untuk keberhasilan,” ujar Dicky saat dihubungi, Sabtu (31/7/2021).

“Karena PPKM ini sifatnya strategi penguat, bukan utama,” lanjut dia.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perlukah PPKM Level 4 Diperpanjang? Ini Kata Epidemiolog"