GridStar.ID - Mutasi virus corona teus berkembang hingga saat ini.
Bahkan virus corona varian delta juga menginfeksi kalangan yang lebih luas.
Anak-anak menjadi salah satu kalangan usia yang terinfeksi varian virus baru tersebut.
Bahkan kasus infeksi Covid-19 pada anak-anak di Indonesia menjadi yang tertinggi di dunia, dan dianggap sangat mengkhawatirkan.
Terutama di tengah merebaknya varian Delta, orangtua diimbau waspada terhadap gejala-gejala Covid-19 jika anak terinfeksi varian ini.
"Secara umum, Covid-19 saat ini sangat mengkhawatirkan dan pasti berdampak juga pada anak-anak," kata Prof Dr dr Rismala Dewi SpA(K), selaku Dokter Spesialis Patologi Forensik KSM Kesehatan Anak RS Cipto Mangunkusumo, Jumat (25/06).
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan bahwa proporsi kasus konfirmasi Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun mencapai 12,5 persen.
"Ini artinya 1 dari 8 kasus konfirmasi Covid-19 adalah anak-anak," kata Prof DR Dr Aman Bhakti Pulungan SpA(K) FAAP, Ketua IDAI.
Sementara, data tingkat kematian atau case fatality rate pada usia itu juga meningkat mencapai 3-5 persen.
"Jadi ini kematian (anak akibat infeksi Covid-19) yang paling tinggi di dunia," kata Prof Aman dalam Konferensi Pers bertajuk 5 Organisasi Profesi tentang Situasi Terkini Pandemi Covid-19 di Indonesia, Jumat (18/06).
Sehingga, jika bisa dibayangkan, 1 dari 8 kasus konfirmasi positif Covid-19 adalah anak-anak yang terinfeksi, dan yang meninggal di antaranya mencapai 3-5 persen.
Ini yang ditegaskan Prof Aman kondisi yang sangat mengkhawatirkan, karena jumlah kematiannya cukup bervariasi setiap minggu, dan masih sangat mungkin banyak kasus yang belum terdata hingga saat ini.
Prof Rismala menambahkan, kondisi penularan atau transmisi Covid-19 saat ini lebih parah dibandingkan dengan awal pandemi.
"Lebih parah dibanding awal-awal pandemi dengan tingkat penularan yang tinggi," ujarnya.
Kekhawatiran dan penularan yang tinggi ini juga sangat dipengaruhi oleh adanya mutasi dan varian-varian baru, salah satunya varian Delta.
Baca Juga: 3 Varian Baru Virus Corona Masuk ke Indonesia dan Telah Ditemukan di 9 Provinsi Ini
Gejala Covid-19 varian Delta pada anak-anak
Prof Rismala menjelaskan, sebenarnya infeksi Covid-19 varian Delta ini bisa menyebabkan gejala yang sangat bervariasi.
"Gejalanya (gejala Covid-19 pada anak) memang bisa bermacam-macam tidak khas, tapi banyak yang berhubungan dengan gangguan saluran cerna atau pernapasan," jelasnya.
Adapun, Prof Rismala menuturkan beberapa contoh gejala Covid-19 yang umumnya terjadi pada anak akibat infeksi varian Delta ini adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Aktor Shin Sung Rok Terkonfirmasi Positif Covid-19 Setelah Sebelumnya Hasil Tesnya Negatif
- Demam
- Mencret
- Batuk
- Pilek
- Ruam-ruam di kulit
Selain, beberapa gejala di atas, berikut beberapa gejala Covid-19 pada anak yang umumnya terjadi, dilansir dari Mayo Clinic, 14 Mei 2021.
- Demam
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Sulit bernapas
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Mual dan muntah
- Diare
- Nafsu makan menurun
- Kehilangan rasa atau bau
- Sakit perut
Jika anak mengalami beberapa gejala Covid-19 atas, ditegaskan Prof Rismala, orangtua diimbau untuk tidak asal memberikan pengobatan sendiri.
Segeralah untuk menghubungi dokter atau fasilitas layanan kesehatan pertama di sekitar rumah Anda.
Kendati belum dipastikan anak Anda terpapar Covid-19, tetapi menjaga agar tidak terjadi indikasi gejala yang lebih buruk lagi akan lebih baik.
Oleh karena itu, upayakanlah juga agar anak Anda tidak keluar rumah, kecuali mendesak seperti untuk pemeriksaan medis.
Apa itu Varian Delta Covid-19?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan varian Delta sebagai jenis virus corona tercepat atau lebih menular dan terkuat yang pernah ada.
Tak hanya itu, varian itu sangat mungkin menginfeksi banyak orang, terutama di negara atau daerah dengan tingkat vaksinasi Covid-19 yang rendah.
Hal ini tegaskan WHO pada Senin, 21 Juni 2021.
Varian delta yang pertama kali diidentifikasi di India, memiliki potensi menjadi lebih mematikan karena jangkauan penularan virusnya lebih besar dibanding barian lain.
Disebutkan dalam berita sebelumnya, varian Delta 40 persen lebih menular dibanding varian Alpha.
Satu orang yang terinfeksi varian Delta dapat menularkan virus yang sama ke 7-8 orang lainnya. Sementara varian Alpha memiliki angka reproduksi (R) 5,6.
Artinya satu orang yang terinfeksi varian Alpha berpotensi menularkan virus ke 5-6 orang lainnya.
Orang yang terinfeksi varian original atau varian Wuhan, dapat menularkan virus ke 3-4 orang lainnya.
"Selain penularan yang lebih luas, pada akhirnya (karena varian Delta) kita akan melihat individu-individu yang rentang mengalami sakit parah, harus dirawat di rumah sakit, dan berpotensi meninggal," kata Dr Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO dalam konferensi pers, seperti dikutip dari CNBC News, Senin (21/06). (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulWaspada Ini Gejala Covid-19 pada Anak yang Terinfeksi Varian Delta