GridStar.ID-Masih ingat dengan Sulis, penyanyi cilik yang kerap melantunkan sholawat Nabi?
Ya, di awal-awal tahun 2000-an Sulis adalah penyanyi yang kerap muncul setiap ramadhan datang.
Duetnya dengan Haddad Alwi begitu digemari tak hanya anak-anak seusianya tapi juga orang dewasa.
Pemilik nama asli Sulis Zehra tersebut kini mulai jarang tampil di layar kaca meski tetap eksis bernyanyi.
Buat generasi 90-an pasti ingat dengan penyanyi religi Sulistyowati atau yang lebih dikenal Sulis Cinta Rasul.
Nama Sulis dikenal banyak orang setelah berduet dengan Hadad Alwi di album Cinta Rasul.
Setelah bertahun-tahun berlalu, Sulis kini menjelma menjadi wanita dewasa yang jelita.
Pada tahun 2014 lalu, Sulis diketahui telah menikah dengan seorang pria bernama Alfin Febryan dan dikaruniai 2 orang anak.
Lengkap sudah kebahagiaan Sulis.
Namun, di balik kehidupannya yang terlihat sempurna, Sulis diam-diam memendam sebuah cerita pilu dari masa lalu.
Dulu, ia tak memiliki mimpi akan menjadi penyanyi terkenal.
Wanita berusia 31 tahun ini, dulunya mempunyai cita-cita besar yakni mempunyai TV untuk keluarganya.
Hal itu ia ungkapkan dalam kanal YouTube Melaney Ricardo yang tayang pada Rabu, (14/04).
Dulu, Sulis tak pernah kepikiran jika ia akan menjadi sukses dan dikenal banyak orang.
Saat hidup susah, Sulis mengatakan jika dirinya tak mampu membeli TV untuk keluarganya di rumah.
"Dulu cita-citaku cuma satu, pengen punya TV," ungkap Sulis.
Semasa kecil, Sulis selalu menumpang di rumah tetangganya ketika akan menonton TV.
Ia kerap tak diizinkan masuk ke rumah tetangganya ketika ingin menonton TV.
Keluarganya sempat dihina oleh tetangga-tetanggnya lantaran tak mampu membeli sebuah televisi.
"Dulu waktu kecil aku numpang kalau liat TV ya aku pergi ke rumah tetanggaku, itupun kadang boleh masuk, kadang nggak dibolehin masuk," ungkap Sulis.
Keadaan yang sangat terbatas membuat orang tuanya harus berjuang mati-matian untuk memberi makan keluarganya.
Bahkan Sulis dan keluarganya tak memiliki kamar mandi di rumahnya.
Ia dan keluarganya selalu menggunakan kamar mandi umum yang ada di kampungnya.
Meskipun begitu, orang tuanya selalu memperjuangkan pendidikan anak-anaknya.
Biarpun untuk makan susah, namun sekolah tetap nomer 1 bagi Sulis dan saudaranya.
"Ayahku pekerja keras, nomer satu sekolah, sekolah, dan sekolah," ungkap Sulis.
Saat itu, ayahnya berprofesi sebagai supir dan tukang becak.
Untuk itu, saat sekolah dirinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa.
Beruntungnya, Sulis saat itu menikmati pendidikan dengan beasiswa.
Ia mendapatkan beasiswa ketika masih duduk di sekolah dasar hingga bisa mengenyam pendidikan sebagai mahasiswa.
Ketika hidup susah, buah menjadi makanan mewah bagi Sulis dan keluarganya.
"Jadi mamahku itu kepengen anaknya bisa makan buah, jadi mamahku itu ke pasar dia datengin ada satu tukang buah itu buah ada yang setengah busuk di beli, jadi sampe rumah itu buah diambil yang masih baik-baik itu buat anaknya," ungkap Sulis.
Sulis sangat menghargai jerih payah orang tuanya ketika masih hidup terbatas.
Menjadi penyanyi bukanlah cita-cita utamanya Sulis, dari kecil ia hanya memiliki hobi menyanyi saja.
Ia percaya jika kesuksesannya selama ini merupakan takdir Allah yang telah diberikan untuk dirinya.
Selama ia tumbuh menjadi wanita dewasa, Sulis hanya mengikuti alur kehidupan yang telah digariskan oleh Sang Pencipta.
Semua ini ia akui karena campur tangan Sang Pencipta.
"Allah tiba-tiba mengangkat aku dari perkampungan, dan Allah membawa aku ke Jakarta Allah mengangkat derajat keluargaku yang tadinya dihina karena tak mampu membeli TV," ungkap Sulis.
Bahkan sampai saat ini Sulis masih mengingat bagaimana tetangganya menghina keluarganya.
Kalimat hinaan tersebut masih melekat dihati wanita kelahiran Solo, Jawa Tengah ini.
Akan tetapi, ketika kini ia telah sukses, tetangga yang dulu menghina dirinya banyak yang mengaku sebagai saudaranya dan keluarganya.
Ia percaya jika ini semua adalah hadiah yang diberikan kepada orang tuanya yang dulu berjuang mati-matian demi menghidupi Sulis beserta kakaknya.
"Belum tentu kesuksesan ini karena aku, tapi Allah ingin memberi hadiah ke orang tuaku lewat aku," ungkap Sulis.
"Aku sangat bersyukur bahwa Allah mentakdirkan aku berasal dari keluarga yang sangat miskin itu yang aku bangga," ungkap Sulis.
Dengan begitu, Sulis bisa menghargai apa yang telah ia dapatkan selama ini. (*)