Para nelayan saat itu berada di sekitar 100 meter dari lokasi pesawat jatuh.
”Nelayan itu mendengar suara dentuman keras sekali, terus air naik ke atas sampai 15 meter. Situasi saat itu hujan deras, dia perkirakan antara 100 sampai 150 meter jaraknya dengan lokasi.
Di hujan deras sebenarnya untuk penglihatan jarak pandang itu nggak bisa terlalu keliatan," jelas Eko.
Para nelayan cukup panik saat itu dan mengira akan ada tsunami, dan bukan karena pesawat yang jatuh.
Dikira apa ini, bencana tsunami dan sebagainya ternyata setelah air itu naik ada serpihan-serpihan itu diduga ada jatuh kapal, mereka melaporkan Kapospol, kemudian lapor ke Kapolsek, akhirnya kan kita tindak lanjuti laporan ke atas," jelasnya.
Para nelayan yang melapor itu pun menemukan beberapa serpihan seperti kabel yang diduga berasal dari pesawat Sriwijaya Air.
Nelayan-nelayan tersebut tak berani kembali mendekat ke lokasi kejadian, mengira akan ada tsunami.
"Mereka nggak berani mendekat beralasan dikira musibah tsunami atau apa, mereka masih bertanya-tanya apa ini, makanya mereka langsung cepet kembali, langsung lapor," ungkap Eko. (*)