Menurut CNBC, Trump disebut menggunakan akun twitternya untuk menyulut pendukung dan membuat pergantian personel, sebelum mereka dapat membuat siaran pers.
Trump juga sempat dilarang sementara dari Facebook dan Twitter pada 6 Januari saat terjadi kerusuhan di Capitol Hill saat para anggota parlemen melanjutka penghitungan suara Elektoral College.
Banyak anggota parlemen mengkritik Trump karena mendorong pendukungnya menolak hasil pemilu dan melakukan protes di Capitol.
Kongres menegaskan kemenangan pemilu diraih oleh Joe Bidden.
Akun dari Trump sebelumnya sempat dibekukan selama 12 jam karena twit yang ditulisnya pada Rabu (06/01).
Pihak Twitter juga memberikan peringatan jika terjadi pelanggaran kembali, maka akun tersebut akan dihentikan permanen.
Trump kembali menggunakan twitter pada Kamis (07/01).
Trum mengunggah pesan video yang mendesak ketenangan dan memberikan hal yang paling dekat dengan pidato konsesi yang dimiliki, dan mengatakan akan ada transisi ke pemerintahan baru. (*)