Pada Mei 2020, WHO setuju untuk mengadakan penyelidikan tentang asal mula pandemi setelah lebih dari 100 negara menandatangani resolusi yang menyerukan perlunya penyelidikan independen.
Ryan mengatakan, tim peneliti berharap bawah penolakan memasuki China hanya disebabkan oleh masalah logistik dan birokrasi, yang diharapkan bisa diselesaikan secepat mungkin.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka menuding China sebagai penyebab pandemi virus corona, dan bahkan sempat menyatakan akan memutus hubungan kerja sama dengan WHO.
Trump menuduh China tidak jujur dalam laporan awal mereka tentang virus corona, dan menuduh Negeri Tirai Bambu telah menekan WHO, yang mengakibatkan negara-negara lain bergerak ke arah yang salah.
Pada November 2020, Garrett Grigsby dari Departemen Kesehatan AS, meminta agar penyelidikan yang dilakukan oleh WHO di China dilaksanakan secara terbuka dan transparan.
Di sisi lain, pemerintah China telah berulangkali membantah tuduhan bahwa mereka menutupi informasi terkait virus corona, seperti yang dilontarkan oleh AS maupun negara-negara Barat lain.
Pemerintah dan kantor berita China juga mempertanyakan asal-usul sesungguhnya dari virus corona, dan secara tidak langsung menolak klaim yang menyebut bahwa virus itu berasal dari Wuhan.
Beijing berulangkali mengataka bahwa berbagai hasil riset telah menunjukkan bahwa pandemi lebih mungkin terjadi karena adanya persebaran wabah di berbagai belahan dunia, dan tidak eksklusif di China.
Direktur Pusat Kesehatan Global di Jenewa, Ilona Kickbusch mengatakan, faktor geopolitik telah menjadi penghambat negara-negara di dunia untuk saling bekerja sama menghentikan pandemi virus corona.