GridStar.ID - Peringatan Maulid Nabi menjadi salah satu hari raya bagi umat muslim.
Namun, banyak yang memperdebatkan hukum dari perayaan tersebut.
Mengungkapkan hukumnya dengan dalil, Ustaz Abdul Somad menjelaskannya demikian.
Diketahui, 12 Rabiull Awal 1441 Hijriyah yang jatuh pada Sabtu (9/11/2019) menjadi peringaan Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Merayakan Maulid Nabi ini masih menjadi polemik bagi sebagian kecil masyarakat.
Pada Maulid Nabi, banyak sekali macam tradisi untuk merayakan.
Tapi hukum merayakan Mauli Nabi Muhammad SAWa, masih menjadi polemik.
Ustaz Abdul Somad atau UAS menjelaskan ada tiga dalil soal merayakan Maulid Nabi.
Ada dua hukum dalam merayakan Maulid Nabi, bid'ah dan bukan bid'ah.
Menurut UAS, seperti dikutip dari channel Youtube Para Pejalan, merayakan Maulid Nabi bukanlah bid'ah.
Merayakan Maulid Nabi bukan bid'ah dilandasi oleh tiga dalil atau hukum.
Dalil yang pertama, Ustaz Abdul Somad menceritakan soal kisah Imam Al Hafiz.
Baca Juga: Lengkap, Ini Bacaan Doa Qunut untuk Salat Subuh hingga Qunut Witir
Beliau, kata UAS, hafal 300.000 hadis yang pernah mengatakan pada tanggal 10 Muharam Allas SWT menyelamatkan Nabi Musa.
Pada saat ini, Bani Israil kemudian melaksanakan puasa karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa.
Sejak saat itulaj, setiap tanggal 10 Muharam, umat Bani Israil sampai umat muslim menjalankan ibadah puasa.
Baca Juga: Ingin Rezeki Mengalir Tiada Akhir? Amalkan 4 Rakaat Salat Sunnah Ini
Hal tersebut dimaksudkan sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT.
UAS melanjutkan, Imam Al Hafiz pernah berkata bila tradisi tradisi untuk Nabi Musa dibolehkan, maka perayaan Maulid Nabi juga demikian.
"Kalau selamatnya Musa diulang setiap tahun, apalagi selamatnya Nabi Muhammad SAW.
itu bukan kata Abdul Somad, itu kata Imam Al Hafiz, 300.000 hadis di kepalanya tapi ia membenarkan Maulid Nabi," katanya.
"Ada ustaz hafal tiga hadis melarang Mauli Nabi, ambo ikut Al Hafiz, kalau bapak ibu mau ikut ustaz laptop, ikutlah," tambah Ustaz Abdul Somad.
Dalil yang kedua, UAS bercerita soal Imam Al Bhalqi.
Baca Juga: Hapus Dosa dan Tarik Rezeki, Ini 6 Keutamaan Salat Dhuha dan Niatnya
Ustaz Abdul Somad membacakan satu hadis bahwa umat manusia harus ingat tentang nikmat Allah.
"Ingatkanlah mereka tentang nikmat Allah SWT, hingga nikmat yang lebih besar dari nikmat sawit, nikmat gas, nikmat minyak bumi, yakni nikmat datangnya Sayyidina Muhammad SAW
Ingatkan mereka tentang nikmat Allah SWT, ingatkan mereka tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW," jelas UAS.
Dalil ketiga, Ustaz Abdul Somad menjelaskan soal kelahiran Muhammad SAW.
"Ada seorang laki-laki namanya Abu Lahab, Abu Lahab punya seorang budak namaya Suwaibah yang ditugaska menjaga adik iparnya, Aminah," kata UAS.
Aminah lantas melahirkan Muhammad SAW pada 12 Rabiull Awal, hari Senin.
Suwaibah lantas memberi kabar pada Abu Lahab.
Abu Lahab merasa senang karena adiknya yang meninggal sudah digantikkan dengan keponakannya.
Saking bahagianya, lantas Abu Lahab membebaskan budak bernama Suwaibah, sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut.
Hari itu merupakan sedekah terbesar Abu Lahab sehingga dosanya diringankan tiap hari Senin.
Kisah Abu Lahab tersebut termaktub pada Kitab Navadim Zajip Antusoha yang ditulis oleh Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Al Hasani Al Maliqi, ulama besar Mekkah Al Mukaromah.
Kisah Abu Lahab tersebut termaktub pada Kitab Navadim Zajip Antusoha yang ditulis oleh Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Al Hasani Al Maliqi, ulama besar Mekkah Al Mukaromah.
"Buka kitabnya, sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia," kata Ustaz Abdul Somad.
Melansir Tribun Wow, Dia pun mengatakan jika ada orang yang tidak pernah salat namun merayakan Maulid Nabi, maka akan diringankan dosanya pada hari Senin.
Sehingga ia menyimpulkan bahwa Maulid Nabi adalah satu di antara amal sholeh asal tidak ada niat macam-macam dan hanya mengaggungkan Nabi Muhammad SAW.
Ia menambahkan, pemimpin ulama besar dunia, Syeh Yusuf Al Qorbowi menceritakan bahwa sahabat nabi tidak merayakan Maulid Nabi lantaran mereka hidup bersama Nabi, makan bersama Nabi, salat dengan Nabi, dan menengok Nabi.
Namun setelah Nabi Muhammad SAW wafat, pada masa Tabiin tidak ada orang yang mengenang hari lahir Nabi, hingga suatu saat ada satu di antara sahabat Nabi membawa anak mereka di atas bukit Uhud.
Di sana sahabat Nabi tersebut mengenalkan Nabi Muhammad.
Maka Ustaz Abdul Somad berkata tujuan peringatan Maulid Nabi yakni mengenalkan Nabi, anak Nabi, hingga cucu Nabi. (*)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Apakah Merayakan Maulid Nabi Perbuatan Bid'ah? Ustaz Abdul Somad Jawab Pakai Dalil Ini