Ia juga menyoroti penelitian tersebut yang meniadakan efek sinar UV.
Eksperimen tersebut juga tidak menyertakan adanya lendir segar yang mengandung antibodi dan sel darah putih.
"Virus menyebar di permukaan dari lendir pada batuk dan bersin serta jari-jari kotor dan penelitian ini tidak menggunakan lendir manusia segar sebagai medium untuk menyebarkan virus," kata Ron.
Dirangkum KompasTekno dari BBC, Rabu (14/10/2020), menurut Ron, lendir segar adalah lingkungan yang mengandung banyak sel darah putih yang menghasilkan enzim, dapat menghancurkan virus.
"Lendir juga mengandung antibodi dan bahan kimia lain untuk menetralkan virus," pungkas Ron. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulRiset: Virus Corona Bisa Hidup hingga 28 Hari di Layar Ponsel