GridStar.ID - Nama Lidya Pratiwi dikenal dengan kasus pembunuhan pada seorang pria bernama Naek Gonggom di tahun 2006.
Lidya Pratiwi menjadi salah satu tersangka atas pembunuhan kekasihnya sendiri.
Sejak bebas bersyarat di tahun 2013, Lidya sudah tak lagi memakai namanya dan hanya memakai nama Maria Eleanor.
Di balik pemilihan nama Maria Eleanor, rupanya ada harapan yang ia sematkan untuk masa depannya.
"Pertama kan enggak jauh beda sama Lidya, jadi secara pengucapan enggak terlalu sulit," jelas Maria, seperti dikutip dari beepdo, Rabu (30/09).
"Kedua, Maria itu kan sosok wanita tangguh, dalam segala cerita Maria kan perempuan yang tangguh ya," imbuhnya kemudian.
Dengan menggunakan nama Maria, ia berharap ke depannya dia juga bisa menjadi sosok wanita yang tangguh menghadapi apa pun.
Sementara Eleanor, dikatakan Maria berarti adalah cahaya terang, sehingga ia berharap masa depannya akan bersinar terang seperti namanya.
"Harapannya dengan ganti nama, semua lebih terang, semua lebih ringan, semua lebih terbuka dan tentunya lebih berhati-hati lagi," tutur artis berusia 33 tahun itu.
Diberitakan sebelumnya, Lydia Pratiwi memutuskan mengubah namanya menjadi Maria Eleanor karena merasa jika tetap memakai nama tersebut, ia merasa ada beban berat yang harus dipikul.
"Rasanya terlalu banyak beban yang aku pikul, yang seharusnya tidak menjadi bebanku, dengan nama tersebut," ucapnya.
Membuka lembaran baru, Maria pilih mualaf setelah dirinya merasa diyakinkan lewat sebuah mimpi.
Melansir dari Gridpop.ID, wanita yang kini telah berusia 33 tahun ini mengaku telah tiga kali memimpikan Kabah.
Diketahui sejak mendekam di penjara, Lidya memang lebih sering beribadah dan mendekatkan diri pada Sang Kuasa.
"Beberapa kali sih saya lihat dia salat. Dia rajin ibadah," tutur salah seorang petugas yang ditemui secara khusus di Rutan Pondok Bambu, Jakarta.
(*)