Melansir Kompas.com, pada Rabu (23/09), J&J memulai uji coba tahap akhir pada 60.000 orang, yang dapat membuka jalan persetujuan regulasi.
Perusahaan mengharapkan hasil dari uji coba tahap tiga dapat diketahui pada akhir tahun atau awal tahun depan.
Dikabarkan Reuters, para peneliti, termasuk J&J Janssen Pharmaceuticals, mengungkapkan 29 hari setelah vaksinasi, sebanyak 98 persen peserta mempunyai antibodi penawar, yang melindungi sel dari patogen.
Meski begitu, hasil tanggapan kekebalan hanya terjadi pada sejumlah kecil orang berusia di atas 65 tahun.
Pada peserta berusia lebih dari 65 tahun, efek samping seperti kelelahan dan nyeri otot terjadi sebesar 36 persen, jauh lebih rendah dibandingkan 64 persen yang terlihat pada peserta yang lebih muda.
Para peneliti menyampaikan, rincian lebih lanjut terkait keamanan dan keefektifan vaksin akan menyusul setelah penelitian selesai.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Diborong Negara Kaya, Nasib Indonesia di Ujung Tanduk?
Untuk saat ini, hasil tersebut membenarkan diperlukannya penelitian dalam jumlah yang lebih besar untuk mencari efek samping yang serius.
"Secara keseluruhan, vaksin melakukan apa yang diharapkan jika memindahkannya ke uji coba tahap 3," ujar Dr. Barry Bloom, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan.
Hasilnya menunjukkan bahwa respons kekebalan pada orang tua kemungkinan tidak sekuat itu.
(*)