Menganggur setahun, Junizar memilih melanjutkan kuliah di Jurusan Psikologi UIN ar-Raniry.
Tentu kuliah sambil bekerja. Ia harus menghidupi dirinya di Banda Aceh.
Namun apa nyana, hanya bertahan empat semester ia memilih mundur.
Pulang kampung merawat ibunya yang sakit.
Kini ia berjualan kentang goreng di kampung halamannya di Lembah Seulawah.
Kepada anak korban konflik lainnya, Junizar berpesan untuk semangat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang tertinggi.
Jangan meniru dirinya yang memilih mundur. "Saya tidak menyesal tapi menyayangkan. Ini pilihan hidup saya."
Kata Junizar, sukses bukan dihitung dari materi. "Orang bernilai itu ketika dia berharga bagi orang di sekelilingnya. Saya bangga jadi orang yang berharga bagi ibu saya," katanya.
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah terharu dengan kisah Junizar.