GridStar.ID - Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama tutup usia hari ini, Rabu (09/09).
Berikut biodata Jakob Oetama, pria kelahiran Magelang, 27 September 1931.
Desa tempat kelahirannya bernama Jowahan terletak sekitar 500 meter sebelah timur Candi Borobudur.
Baca Juga: Berita Duka, Jakob Oetama Pendiri Kompas Gramedia Sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas Tutup Usia
Ayahnya bernama Raymundus Josef Sandiyo Brotosoesiswo seorang pensiunan guru Sekolah Rakyat di Sleman, Yogyakarta dan ibunya bernama Margaretha Kartonah.
Jakob merupakan putra pertama dari 13 bersaudara.
Cita-cita awal Jakob adalah menjadi pastor. Namun pekerjaan ayahnya sebagai guru membuat Jakob untuk tidak melanjutkan cita-cita awalnya.
Jakob Oetama dikenal sebagai salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia.
Ia merupakan salah satu pendiri Kompas Gramedia Group bersama dengan Petrus Kanisius (PK) Ojong.
Riwayat Pendidikan
Seperti dikutip dari tribunnewswiki dalam artikel berjudul "Jakob Oetama", Jakob Oetama memulai kariernya setelah keluar dari Seminari di Yogyakarta.
Jakob ingin menjadi guru seperti ayahnya.
Ayahnya kemudian meminta Jakob untuk pergi ke Jakarta menemui kerabat bernama Yohanes Yosep Supatmo.
Supatmo sendiri bukanlah seorang guru namun memiliki Yayasan Pendidikan Budaya yang mengelola sekolah-sekolah budaya.
Pekerjaan pertama Jakob bukanlah sebagai guru di Yayasan milik Supatmo melainkan sebagai guru di SMP Mardiyuwana Cipanas, Jawa Barat pada 1952 sampai 1953.
Kemudian Jakob pindah ke Sekolah Guru Bagian B di Lenteng Agung, Jakarta pada 1953-1954 dan pindah lagi ke SMP Van Lith di Gunung Sahari pada 1954-1956.
Sekolah-sekolah tersebut di bawah asuhan para pastor Kongregasi Ordo Fratrum Minorum (OFM) atau disebut Fransiskan.
Saat itu Jakob tinggal di kompleks Sekolah Vincentius di Kramat Raya, Jakarta Pusat atau sekarang menjadi kompleks Panti Asuhan Vincentius Putra.
Sambil mengajar SMP Jakob kemudian melanjutkan studinya pada tingkat tinggi.
Jakob memilih kuliah B-1 Ilmu Sejarah. Setelah lulus melanjutkan di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Publisistik di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Mengenal Dunia Jurnalistik
Minat menulis Jakob tumbuh seiring dengan belajar sejarah.
Kecintaannya dengan dunia jurnalistik tumbuh ketika mendapat pekerjaan sebagai sekretaris redaksi mingguan Penabur di Jakarta dan memutuskan berhenti mengajar pada 1956.
Tugas utamanya di Penabur adalah menjalankan peran sebagai pemimpin direksi.
Jakob sempat direkomendasikan mendapatkan beasiswa di University of Columbia, Amerika Serikat oleh salah satu guru sejarahnya ketika bersekolah di B-1 Sejarah yang juga seorang pastor Belanda, Van den Berg, SJ.
Jakob akan memperoleh gelar PhD dan akan menjadi sejarawan atau dosen sejarah.
Jakob juga sempat diterima sebagai dosen di Universitas Parahyangan (Unpar), Bandung, dan disiapkan rumah dinas bagi keluarganya.
Unpar juga sudah menyiapkan rekomendasi PhD di Universitas Leuven, Belgia setelah Jakob beberapa tahun mengajar di sana.
Jakob merasa bimbang apakah ingin menjadi wartawan profesional ataukah guru profesional.
Kemudian Jakob menemui Pastor JW Oudejans OFM, pemimpin umum di mingguan Penabur.
Oudejans, Pastor tersebut menasihatinya bahwa guru sudah banyak namun wartawan tidak.
Saat itulah yang menjadikan titik balik Jakob untuk fokus menggeluti dunia jurnalistik.
Pertemuan dengan PK Ojong
Pada awal 1960-an Jakob aktif menjadi pengurus Ikatan Sarjana Katolik Indonesia bersama Petrus Kanisiun (PK) Ojong.
Persahabatan Jakob dan Ojong berasal dari kesamaan pandangan politik dan nilai kemanusiaan yang dianut.
Pada April 1961, PK Ojong mengajak Jakob untuk mendirikan sebuah majalah.
Majalah tersebut diberi nama Intisari mengenai perkembangan dunia ilmu pengetahuan.
Baca Juga: Dijuluki Robin Hood Indonesia, Aktor Johny Indo Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun
Majalah Intisari yang didirikan oleh Jakob Oetama dan PK Ojong Bersama J. Adisubrata dan Irawati SH pertama kali terbit pada 17 Agustus 1963.
Majalah ini bertujuan untuk memberi bacaan bermutu dan membuka cakrawala masyarakat Indonesia.
Intisari juga dibuat sebagai pandangan politik Jakob dan Ojong yang menolak belenggu terhadap masuknya informasi dari luar.
Dalam penerbitannya, Intisari juga melibatkan banyak ahli di antaranya adalah ahli ekonomi Prof. Widjojo Nitisastro, penulis masalah-masalah ekonomi terkenal seperti Drs. Sanjoto Sasstromohardjo, dan sejarawan muda Nugroho Notosusanto.
Berkat pergaulan PK Ojong yang sangat luaslah Intisari berhasil terbit.
Saat itu Intisari terbit dengan tampilan hitam putih dan tanpa sampul.
Intisari mendapat respon yang baik dari para pembaca dan beroplah 11.000 eksemplar.
kehadiran Intisari dianggap masih belum cukup.
Di tahun 1965 Jakob Bersama PK Ojong mendirikan Surat Kabar Kompas.
Saat itu Indonesia sedang berada pada masa pemberontakan PKI.
Kemudian didirikanlah Surat Kabar Kompas yang dimaksudkan untuk menjadi pilihan alternatif dari banyaknya media partisan yang terbentuk dari kondisi politik Indonesia pasca Pemilu 1995.
Nama Kompas sendiri merupakan pemberian dari Presiden Soekarno yang berarti penunjuk arah.
Sebelumnya, nama yang akan dipilih adalah ‘Bentara Rakyat’ yang berarti koran itu ditujukan untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat rakyat.
Moto yang dipilih pun “Amanat Penderitaan Rakyat”.
Namun Presiden Soekarno saat itu kurang setuju dan mengusulkan nama “Kompas”.
Baca Juga: Pemain Black Panther, Chadwick Boseman Meninggal Dunia Setelah 4 Tahun Berjuang Melawan Kanker Usus
Kemudian dari perkembangan Kompas inilah berdiri kelompok usaha Kompas Gramedia.
Mengutip dari Kompas.com, dalam perjalanan membesarkan Intisari dan Kompas, Jakob Oetama dan PK Ojong berbagi tugas.
Jakob bertanggung jawab atas editorial sedangkan Ojong bertanggung jawab atas bisnis.
Jakob dan Ojong selalu menanamkan pentingnya nilai kemanusiaan dan etika jurnalistik yang tinggi dalam setiap laporan yang ditulis Kompas.
Pengembangan bisnis harus sejalan dengan kepercayaan pembaca.
Maka dari itu Kompas selalu mengedepankan rasa kepercayaan dari masyarakat.
Pada 1980, setelah 15 tahun Bersama PK Ojong mengembangkan Kompas, Ojong meninggal dalam tidurnya.
Hal ini membuat Jakob yang awalnya hanya berfokus pada editorial harus mengurus Kompas dalam aspek bisnis juga.
Dengan sifat penuh kerendahan hati, akhirnya Jakob berhasil mengembangkan Kompas Gramedia Group dalam berbagai sektor bisnis.
Jakob juga aktif dalam berbagai organisasi dalam maupun luar negeri.
Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Anggota DPR Utusan Golongan Pers, Pendiri dan Anggota Dewan Kantor Berita Nasional Indonesia, Anggota Dewan Penasehat PWI, Anggota Dewan Federation Internationale Des Editeurs De Journax (FIEJ), Anggota Asosiasi Internasional Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai.
Biodata Jakob Oetama
Info Pribadi
Nama : Jakob Oetama
Nama Kecil : Raden Bagus To
Tempat, Tanggal Lahir: Magelang, 27 September 1931
Alamat: Rumah Jalan Sriwijaya 40, Kebayoran, Jakarta Selatan
Kantor Gedung Kompas Gramedia, Jl. Palmerah Sel. No.26-28, RT.4/RW.2, Gelora, Kec. Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10270
Ayah : Raymundus Josef Sandiyo Brotosoesiswo
Ibu : Margaretha Kartonah
Saudara : Hendroatmodjo, Soenarko, Prayogo
Anak : Lilik Oetama, Irwan Oetama
Cucu : Geraldine Oetama
Mendapat Penghargaan Achmad Bakrie
Pendiri Kompas yang menjabat Presiden Komisaris Kompas Gramedia Jakob Oetama Raih Penghargaan Achmad Bakrie.
Penghargaan Achmad Bakrie Untuk Negeri ditujukkan untuk tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam kehidupan intelektual bagi bangsa Indonesia.
Pada Penghargaan Achmad Bakrie ke-17 yang digelar di XXI Ballroom Djakarta Theater, Jakarta itu, ada empat tokoh inspirasional yang terpilih.
Meninggal Dunia
Tokoh pendiri Kompas Gramedia (Koran Kompas) Jakob Oetama meninggal dunia, Rabu 9 September 2020.
Jakob Oetama meninggal dunia di usia 88 tahun setelah mengalami perawatan di Rumah Sakit.
Sampai berita ini ditulis, jenazah sedang berada di rumah sakit dan akan disemayamkan di kantor Kompas Gramedia untuk mendapatkan penghormatan sebelum dimakamkan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Biodata Jakob Oetama, Pendiri Kompas Gramedia yang Meninggal Hari Ini, Geluti Jurnalistik Sejak Muda