Kemudian didirikanlah Surat Kabar Kompas yang dimaksudkan untuk menjadi pilihan alternatif dari banyaknya media partisan yang terbentuk dari kondisi politik Indonesia pasca Pemilu 1995.
Nama Kompas sendiri merupakan pemberian dari Presiden Soekarno yang berarti penunjuk arah.
Sebelumnya, nama yang akan dipilih adalah ‘Bentara Rakyat’ yang berarti koran itu ditujukan untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat rakyat.
Moto yang dipilih pun “Amanat Penderitaan Rakyat”.
Namun Presiden Soekarno saat itu kurang setuju dan mengusulkan nama “Kompas”.
Baca Juga: Pemain Black Panther, Chadwick Boseman Meninggal Dunia Setelah 4 Tahun Berjuang Melawan Kanker Usus
Kemudian dari perkembangan Kompas inilah berdiri kelompok usaha Kompas Gramedia.
Mengutip dari Kompas.com, dalam perjalanan membesarkan Intisari dan Kompas, Jakob Oetama dan PK Ojong berbagi tugas.
Jakob bertanggung jawab atas editorial sedangkan Ojong bertanggung jawab atas bisnis.
Jakob dan Ojong selalu menanamkan pentingnya nilai kemanusiaan dan etika jurnalistik yang tinggi dalam setiap laporan yang ditulis Kompas.