"Tetapi kemudian (lawanku) Shakuat mengangkatku (ke atas) untuk menyematkan satu lawan yang lain, saya kemudian menyadari bahwa saya akan menang," jelasnya.
Ia pun menggunakan nama samaran untuk menutupi identitas aslinya.
Saat ia mengangkat sabuk sebagai juara Wrestlecon perempuan pertama dari Malaysia Pro Wrestling, seekor burung phonix emas seakan menggambarkan dirinya.
Jilbabnya yang berwarna merah begitu cocok dengan kostumnya, dan semua kesulitan yang dialaminya terasa menjadi sangat berharga.
“Mereka melihat sesuatu dalam diri saya. Tidak mudah menjadi juara karena setelah itu semua orang punya target pada Anda. Aku menangis, fansku bersorak untukku… oh man, itu sangat menakjubkan. Selama waktu itu, semua perjuangan saya lenyap. ” ungkap Diana.
Menjadi pegulat yang menggunakan hijab di negara yang masih cukup konservatif mejadi salah satu hal yang berat baginya.
Banyak pertentangan yang dihadapinya untuk memilih jalan ini.
Ia memulai kariernya sebagai pegulat saat ia menginjak usia 15 tahun.
Meski memiliki tubuh yang relatif kecil, ia tak mau menyerah begitu saja.