Ia mengatakan, para peneliti juga melihat bahwa banyak kasus kesehatan yang timbul dalam jangka panjang setelah pandemi berakhir.
"Lethargy encephalitis adalah salah satunya yang kita deteksi dapat terjadi pasca infeksi Covid-19," ujar dia.
Dicky menyarankan, sebaiknya dalam situasi seperti saat ini, dilaksanakan pembelajaran sistem daring dengan berbagai inovasi.
"Itu sebabnya dalam pengendalian pandemi memang perlu banyak pakar terlibat. Bukan cuma kesehatan saja. Pakar pendidikan perlu diminta pendapatnya," kata Dicky. Pembelajaran daring sebaiknya tetap dijalankan hingga akhir tahun ini.
Dicky mengingatkan, rilis terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa proporsi orang berusia muda yang menderita Covid-19 meningkat 3 kali lipat dalam 5 bulan terakhir.
Sementara itu, di Inggris, klaster kasus di sekolah meningkat dalam dua minggu terakhir. Adapun kenaikannya dari 4,5 persen menjadi 15 persen.
"Studi yang dimuat di JAMA menyebutkan bahwa penutupan sekolah sangat berkorelasi dengan penurunan kasus kesakitan dan kematian akibat Covid-19," jelas Dicky.
WHO tegas memperingatkan bahwa anak muda dapat terinfeksi hingga berisiko meninggal dunia, dan bisa mentransmisikan virus kepada orang lain. Dicky menuturkan, penting sekali ditekankan potensi bahaya sekolah dibuka kembali, di tengah proporsi kasus pada anak secara global meningkat 3 kali lipat.
"Kasus pada anak di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata global, juga kematian pada anak," kata dia.