Haryono menyebut keris dengan kualitas 'nomor satu' adalah keris yang berasal dari zaman Majapahit, sekitar tahun 1293 hingga 1500.
Waktu itu menurutnya motivasi Empu pembuat keris begitu tinggi. Namun, setelah itu mutu keris menurun.
"Pada masa kerajaan Demak, bahkan tidak muncul keris yang bagus, karena keris tidak aktual lagi pada masa itu," kata Haryono.
Didaftarkan ke UNESCO
Pada 2004, Indonesia mengusulkan keris sebagai karya agung warisan manusia kepada United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Haryono Guritno menjadi koordinator yang ditunjuk UNESCO untuk mempersiapkan hasil wawancara terhadap berbagai narasumber tentang budaya keris.
"Sebenarnya UNESCO sendiri yang mengusulkan kepada Indonesia bahwa keris punya kesempatan sebagai karya agung warisan manusia, seperti halnya wayang, yang pada tahun 2003 sudah diterima (oleh UNESCO) sebagai karya agung non-bendawi," kata Haryono seperti diberitakan Harian Kompas pada 12 Oktober 2004.
Selain dinilai memiliki tradisi panjang, fungsi sosial, nilai seni, falsafah, dan bahkan aspek mistik, keris juga merupakan budaya yang khas Indonesia.
Keris jadi warisan budaya