Selain itu, pada periode September 2019–Maret 2020, secara nasional harga eceran beberapa komoditas pokok mengalami kenaikan, antara lain beras (1,78 persen), daging ayam ras (5,53 persen), minyak goreng (7,06 persen), gula pasir (13,35 persen), dan telur ayam ras (11,10 persen).
Meski rata-rata pengeluaran per kapita pada Desil 1 periode September 2019–Maret 2020 mengalami peningkatan sebesar 1,67 persen namun peningkatannya lebih rendah dibandingkan pertumbuhan garis kemiskinan yang sebesar 3,20 persen.
Selain itu, pada Maret 2019, Susenas BPS menunjukkan penduduk hampir miskin yang bekerja di sektor informal mencapai 12,15 juta orang.
"Kelompok ini merupakan kelompok penduduk yang rentan terhadap kemiskinan dan paling terdampak dengan adanya pandemi Covid-19," ujar Suhariyanto.
Peningkatan angka kemiskinan pada periode September 2019 hngga Maret 2020 ini pun sudah melampaui batas bawah skenario berat kenaikan penduduk miskin versi pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya sempat mengatakan angka kemiskinan, menurut dia akan meningkat hingga 1,1 juta orang untuk skenario berat.
Sementara untuk skenario yang lebih berat, tambahan angka kemiskinan akan sebanyak 3,78 juta orang.
Ketika ditemui usai melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Bendahara Negara itu mengatakan pihaknya akan menambah bantuan sosial baik yang berupa bansos tunai maupun non tunai.
"Untuk PKH (Program Keluarga Harapan) ditambahkan beras, untuk UMKM bansos produktif," jelas dia, Rabu (16/7/2020).