Namun demikian, dampak yang lebih dalam paling dirasakan oleh masyarakat lapisan bawah.
Berdasarkan hasil survei sosial demografi BPS, kelompok masyarakat lapisan bawah atau berpendapatan rendah, 70 persen mengaku mengalami penurunan pendapatan.
Sementara untuk masyarakat berpendapatan tinggi, yakni di atas Rp 7,2 juta, sebanyak 30 persen mengaku pendapatannya berkurang selama pandemi.
Baca Juga: Juli hingga September Masa Rawan Penularan, Kapan Pandemi Corona Berakhir di Indonesia?
"Pandemi Covid-19 ini menghantam seluruh lapisan masyarakat dan dampaknya terasa lebih dalam ke masyarakat lapisan bawah," kata Suhariyanto.
Suhariyanto pun memaparkan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka kemiskinan pada periode September 2019 hingga Maret 2020.
Dia mengatakan, terjadi perlambatan pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I 2020 .
Pengeluaran konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 2,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang sebesar 5,02 persen.
Selain itu, terjadi penurunan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia Maret 2020 yang mencapai 64,11 persen dibandingkan Maret 2019.
"Meskipun pemerintah secara resmi mengumumkan kasus Covid-19 pada Maret 2020, namun sektor pariwisata dan pendukungnya sudah mulai terdampak sejak bulan Februari 2020," jelas Suhariyanto.