"Kita juga suka tampil mengisi acara pentas seni di Taman Ismail Marzuki (TIM)," katanya.
Dari serangkaian kegiatan itu, Armen mengaku bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 20 juta per bulan.
Namun sejak pandemi Covid-19 melanda Jakarta, Armen dan kolega terpaksa beralih profesi, bahkan harus menjual harta benda.
"Kalau saya harus jual mobil yang baru dibeli dua bulan lalu. Dulu belinya Rp 115 juta, kemarin dijual laku Rp 90 juta," katanya.
Sebagian uang hasil penjualan mobil dipergunakan Armen untuk menutup biaya operasional dapur umum yang kini dihuni anggota seniman.
"Uangnya kita pakai untuk masak rendang, gulai ikan, ikan bakar. Untuk seniman juga yang sekarang tinggal di sana," katanya.
Sementara itu, seniman tari Siti Suryani (42) juga terpaksa beralih profesi sebagai pedagang bawang, untuk menghidupi keluarga di tengah pandemi Covid-19.
"Saya ini aslinya instruktur tari. Yang penting kita mendapatkan rezeki, kebetulan suami sakit, saya yang rawat sendiri. Kalau kesenian stop, saya berkegiatan lain jual masakan sampai bawang," katanya.
Sementara itu, Kepala Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Mabes Polri Irjen Pol Raja Erisman dalam sambutannya mengatakan, pekerja seni hanya sebagian dari banyak profesi yang kini terpuruk akibat Covid-19.