Kedua, ia ragu melapor karena sedikit merasa iba terhadap para perampok itu. Selama penyekapan, SR merasa ada tingkah yang janggal pada para perampok itu.
"Mereka itu penjahat, kok kayak ada sisi baiknya," jelas dia.
Penyekapan berlangsung selama kurang lebih 4 jam di dalam angkot yang mengarah dari Cimanggis menuju Citeureup.
Selama tengah malam hingga dini hari, SR dan RP dipaksa tengkurap di lantai mobil, tubuh mereka diinjak serta ditutupi kain.
Setiap kali meronta, mereka dipukul dan diancam menggunakan gunting, bahkan sesekali mendapatkan pelecehan seksual.
Kedua perempuan itu akhirnya menyerah dan pilih mengikhlaskan barang-barang berharga mereka, mulai dari ponsel, perhiasan, hingga uang tunai dan saldo rekening di ATM kepada para perampok yang menggeledah isi tas mereka.
Kejanggalan terjadi setelah para perampok itu menggasak uang tunai Rp2,8 juta dari rekening RP.
"(Perampok) yang turun ke ATM dia ada kasih aba-aba, bisik-bisik dengan temannya, 'sampai' jam berapa?'. Itu terdengar sama saya. Salah satu yang menyekap kita bilang, 'sebentar lagi kalian akan turun'," jelas SR.
Saat itu, tubuh SR masih terimpit di antara kaki perampok yang mendarat di punggungnya serta sound system mobil dekat wajahnya.