Akan tetapi, jemaah diminta untuk menjaga batas minimal antar satu dan lainnya minimal 1,5 meter. Masjid ini biasanya menampung ratusan jemaah setiap Jumat.
Namun kali ini hanya bisa memuat setengahnya saja.
Pihak gereja pun menawarkan bantuan dengan mempersilakan jemaah yang tidak tertampung untuk menggunakan ruangan ibadah mereka untuk tetap bisa mengikuti shalat Jumat yang dilakukan secara berjamaah.
"Ini bisa terjadi karena solidaritas. Pihak gereja melihat bagaimana Muslim mengalami kekurangan tempat dan mereka bertanya kepada kami, 'Apakah kalian membutuhkan ruang untuk berdoa?', Itu adalah tanda solidaritas yang sangat hebat di tengah kondisi ini," kata imam masjid, Mohamed Taha Sabry.
Baca Juga: MUI Keluarkan Fatwa Salat Id Lebaran 2020 di Rumah dalam Kondisi Pandemi Corona, Minimal 4 Orang
"Pandemi ini membuat kami bersatu. Krisis menyatukan umat antar-agama," kata sang imam dalam khutbahnya yang di sampingnya terdapat kaca patri yang menggambarkan perawan Maria.
Salah satu jemaah bernama Samer Hamdoun menyebut melakukan ibadah shalat di lingkungan gereja membuatnya harus menyesuaikan diri, karena tidak terbiasa.
"Rasanya aneh karena ada alat-alat musik, gambar-gambar. Tapi ketika kamu lihat lagi, ketika kamu abaikan detail-detail kecil itu, pada akhirnya ini adalah Rumah Tuhan," kata Hamdoun.
Keputusan bersama
Sementara itu, pastur dari Gereja Martha Lutheran, Monika Matthias menyebut ia merasa tergerak karena mendengan azan, panggilan untuk Muslim beribadah.