Follow Us

Bak Kebal Corona, Banyak Warga yang Nekat Belanja Baju Lebaran hingga Ngotot Mudik, Bima Arya Ungkap Susahnya Melawan Kultur: Merasa Ini Penyakit Orang Kaya

Rahma - Sabtu, 23 Mei 2020 | 09:30
Bak Kebal Corona, Banyak Warga yang Nekat Belanja Baju Lebaran hingga Ngotot Mudik, Bima Arya Ungkap Dilema Melawan Kultur: Merasa Ini Penyakit Orang Kaya
Kompas.com

Bak Kebal Corona, Banyak Warga yang Nekat Belanja Baju Lebaran hingga Ngotot Mudik, Bima Arya Ungkap Dilema Melawan Kultur: Merasa Ini Penyakit Orang Kaya

GridStar.ID - Wali Kota Bogor, Bima Arya dihadapkan dengan dilema menghadapi virus corona.

Dilansir TribunWow.com, Bima Arya menyebut dua dilema tersebut adalah kultur atau budaya dan struktur.

Menurut Bima Arya, dalam kondisi sekarang ini mau tak mau harus mengorbankan segi kultur.

Baca Juga: Ngotot Kosumsi Obat Demam Berdarah untuk Cegah Virus Corona, Aksi Donald Trump Bikin Geger Para Ilmuwan Dunia yang Beri Peringatkan Efek Samping Membahayakan

Budaya yang dimaksud adalah berkaitan dengan mudik dan juga hal-hal lain yang menjadi khas pada saat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Meski begitu, Bima Arya mengakui hal itu tidak akan mudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia, karena memang sudah mengakar.

Namun harapannya, masyarakat tetap harus bisa menerima keadaan tersebut dengan alasan tidak lain demi kesehatan dan keselamatan orang banyak.

Baca Juga: Belum Selesai Perangi Pandemi Corona, BMKG Tiba-Tiba Perintahkan 6 Wilayah Ini Waspada dengan Peristiwa Alam Ekstrem, Ada Apa?

Hal ini disampaikan Bima Arya dalam acara Sapa Indonesia Malam yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Jumat (22/5/2020).

"Ini kan dilema antara kultur dan struktur," ujar Bima Arya.

Kalau kultur ini kita berhadapan dengan tradisi yang sudah mengakar, yang sudah terjadi di keseharian warga selama puluhan tahun, tradisi mudik, tradisi beli baju baru dll," jelasnya.

"Tidak mudah kultur ini dilawan, dirubah."

Baca Juga: Yogyakarta dan Bali Dinilai Masih Kebal dari Virus Covid-19, Mbak You Ungkap Alasan Mengejutkan di Baliknya! Ada Wilayah Sakral dan Memegang Tradisi

Bima Arya kemudian mengatakan bahwa selain budaya, faktor lain adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat akan kondisi mendesak atau darurat.

Karena menurutnya, tidak semua orang mempunyai pemahaman yang sama tentang penyebaran maupun risiko dari Covid-19.

"Enggak semua punya sense of ergency yang sama," kata Bima Arya.

Baca Juga: Kabar Buruk Lonjakan Kasus Covid-19 Capai 20.000, Ratusan Tenaga Medis Justru Telan Pil Pahit Dipecat dari Rumah Sakit, Bagaimana Nasib Pasien Corona?

"Enggak semua punya tafsir yang sama tentang Covid-19," imbuhnya.

Lebih lanjut, Bima Arya pribadi sebagai orang yang pernah terjangkit Virus Corona tentunya lebih paham dan lebih sadar akan Virus Corona.

Namun untuk masyarakat umum pastinya masih banyak yang merasa bodoh bahkan mengaku tidak takut dengan Covid-19.

"Saya sebagai alumni Covid punya sense yang kuat tentang betapa bahayanya Covid-19 ini," ungkapnya.

Baca Juga: Pemerintah Gonta-ganti Aturan, Luhut Pandjaitan Akui Masyarakat Memang Harus Berdamai dengan Corona, Sang Menteri: Kita Memang Belum Ada Pengalaman...

"Tetapi buat saudara-saudara kita di wilayah plural, pedesaan, plosok yang merasa ini ya penyakit orang kaya."

"Kemudian jauh dari realita dan dibesar-besarkan dan lain-lain. Sangat tidak mudah," tegasnya.

Kemudian faktor kedua yang lebih menentukan adalah jelas pada struktur dari pemerintahnya.

Baca Juga: Bukan Wuhan atau AS, Sarang Virus Corona Terbesar Dunia Ternyata di Lokasi Ini, Ahli Menyebut: Sebaiknya Kita Tidak Main-Main

Kebijakan dari pemerintah yang tidak konsisten dan terkesan tumpang tindih dinilai akan juga berpengaruh terhadap perilaku masyarakat.

"Lebih diperparah lagi ketika strukturnya bermasalah," papar Bima Arya.

"Kebijakan yang tidak konsisten dari pusat sampai ke daerah, kedua kewenangan yang tumpang tindih, yang ketiga corak kepemimpinan yang berbeda-beda," tegasnya.

Baca Juga: Bukannya Beri Contoh, Wali Kota Ini Langgar Aturan Pandemi Corona, Ini yang Dilakukan Saat Akan Ditangkap Polisi

Bima Arya pribadi selaku kepala pemerintah Kota Bogor mengaku akan berusaha secara maksimal untuk menyelematkan warganya.

Terlebih hal itu merupakan tugas dan tanggung jawabnya, termasuk untuk kepala daerah lain.

"Ini situasi memang luar biasa, tetapi adalah tugas dan tanggung jawab para kepala daerah untuk iktiar maksimal,"

Baca Juga: Jadi Senjata dalam Bertugas, Seorang Perawat Pasien Virus Corona Ini hanya Pakai Bikini di Balik APD yang Tembus Pandang, Kelakuannya Justru Dibanjiri Dukungan

"Ikhtiar kita adalah pengamanan berlapis, pendekatan kultural," pungkasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ungkap Dilema yang Terjadi saat Corona, Bima Arya: Saya sebagai Alumni Covid Punya Sense yang Kuat

Source : TribunWow

Editor : Hinggar

Baca Lainnya

Latest