Dilansir dari New York Post, sebagian besar rumah sakit di New York juga telah menguji kemanjuran obat maag.
Namun, ada yang mengkombinasikan dengan obat anti-malaria Hydroxychloroquine untuk pasien positif corona.
Dijelaskan kalau para peneliti saat ini sedang mencari tahu apakah kandungan senaywa aktif Famotidine dan Pepcide bisa menghambat Covid-19, serupa dengan cara obat tertentu memblokir replikasi HIV/AIDS.
Pasien dalam penelitian ini diberikan obat sakit maag secara intravena bersama dengan Hydroxychloroquine.
Para peneliti pada awalnya ingin menguji Famotidine saja.
Namun, begitu banyak pasien yang sekarang dirawat dan diberikan Hydroxychloroquine dengan begitu mereka memutuskan untuk tetap mengombinasikannya.
Penelitian ini sudah dilakukan di beberapa rumah sakit, seperti Rumah Sakit North Shore University Northwell, Long Islan Jewish Medical Center dan Lenox Hill Hospital.
Hingga saat ini hasil uji klinis terhadap obat maag untuk pasien corona dijelaskan oleh Batinelli belum tersedia.
Ia juga mengatakan masih akan melakukan perekrutan setidaknya 1.250 pasien untuk uji klinis.