Kendati demikian, lockdown telah membuat lebih sedikit kapal yang melintas dan lebih banyak ikan di dalam air, sehingga mendorong mamalia seperti lumba-lumba datang lebih dekat ke pantai.
"Penurunan lalu lintas kapal dan manusia di Bosphorus berdampak besar. Mahluk hidup di darat dan perairan bebas berkeliaran tanpa manusia. Lumba-lumba juga mendekat ke garis pantai," ujar kepala asosiasi nelayan amatir Erol Orkcu.
Sebelum pandemi virus corona, memancing adalah ritual sehari-hari di Istanbul.
Bahkan, pemandangan ribuan nelayan amatir di Jembatan Galata dan tepi Bosphorus adalah gambaran ikonik kota ini.
"Lumba-lumba semakin dekat ke tepi pantai, ketika teror pemancing yang biasanya tidak terkendali di garis pantai untuk sementara waktu berhenti," kata Yoruk Isik, salah satu fotografer.
Di Sarayburnu, yang memisahkan Golden Horn dari Laut Marmara, sekelompok lumba-lumba berenang bersama pasukan burung camar.
Baca Juga: Salju yang Harusnya Putih di Antartika Berubah menjadi Semerah Darah! Ini Penyebabnya
Visibilitas lumba-lumba dianggap sebagai indikator ekosistem maritim yang sehat, ketika mamalia laut ini berjuang untuk bertahan hidup.
Penulis sastra Turki, Yasar Kemal pernah menulis tentang kehancuran yang terjadi pada ekosistem pesisir di Turki, akibat perburuan lumba-lumba untuk minyak dalam novelnya The Sea-Crossed Fisherman yang diterbitkan 1978.
Sejak tahun 1983, perburuan mamalia laut, seperti lumba-lumba telah dilarang di Turki. Bahkan, spesies lumba-lumba di negara ini dilindungi oleh hukum.
Baca Juga: Doa Mujarab saat Fenomena Gerhana Matahari Cincin Hari Ini Pukul 12:17 WIB