Dikutip dari Live Science pada Selasa (14/04) para ilmuwan Brasil mencoba meneliti para pasien yang mengkonsumsi klorokuin untuk menyembuhkan virus ini.
Pertama dengan dosis tinggi (600 mg, 2 kali sehari, selama 10 hari).
Kedua dengan dosis rendah (450 mg selama 5 hari, 2 kali sehari hanya di hari pertama).
Namun baru melakukan tes dengan 81 pasien, para ilmuwan menemukan tanda yang tak baik.
Mereka yang mengkonsumsi dosis tinggi klorokuin mengalami gangguan ritme jantung dan ini cukup berbahaya.
Bahkan mereka yang mengalami denyut jantung abnormal atau ventricular tachychardia akhirnya meninggal dunia.
Oleh karenanya kini para ilmuwan meminta tim medis untuk tidak memberikan obat tersebut dalam dosis tinggi pada pasien.
Karena penemuan itu pula kini para peneliti dari Brasil memilih menghentikan pemberian obat-obatan tersebut pada pasien. (*)