Tong mengungkapkan, kompleks apartemennya langsung ditutup begitu mengetahui ada salah satu penghuninya positif terinfeksi Covid-19.
Dia tidak diperbolehkan untuk keluar dari apartemen, bahkan untuk membeli makanan. Segala kebutuhan hariannya dicukupkan otoritas lingkungan.
"Berada di dalam ruangan benar-benar membuat saya gila," kata dia.
Seiring dengan dibukanya Wuhan, lalu lintas pun perlahan aktif.
Jembatan, terowongan, dan jalan raya dibuka, sementara masyarakat mengantre kereta atau pun pesawat, berharap bisa kembali bekerja.
Larangan di ibu kota Provinsi Hubei tersebut mulai diperlunak dalam beberapa pekan terakhir setelah tak ada lagi kasus yang terdeteksi.
Baca Juga: Kapan Wabah Virus Corona di Indonesia Berakhir? Ini Prediksi 6 Ahli!
Pada Selasa (07/04), Beijing mengumumkan tidak ada kasus baru baik dalam penularan maupun korban meninggal karena Covid-19.
Meski laporan China itu diragukan, keputusan untuk membuka kembali lockdown Wuhan dan kota di sekitarnya ditiru oleh negara lain.
"Orang di sini membayar mahal, baik karena kebosanan atau tekanan psikologi. Warga Wuhan terkenal karena tekad kuat mereka," ujar Zhang Xiang.