"Kita sepertinya tidak melihat penularan ke janin," kata Minkin.
Itu artinya, jika seseorang yang hamil mendapatkan Covid-19, bukti yang dimiliki sejauh ini menunjukkan tidak adanya penularan virus corona ke bayi selama kehamilan atau persalinan.
Demikian juga, tidak ada bukti virus memasuki ASI, meskipun Dr. Daniel Roshan, spesialis obgyn ibu dan janin di New York City, mengatakan, ada saat di mana menyusui tidak selalu merupakan ide terbaik.
"Jika seorang wanita telah didiagnosis dengan virus corona, disarankan agar ia mengeluarkan ASI dan memberi makan bayi secara tidak langsung, sehingga dia tidak bernapas di dekat bayi yang baru lahir," katanya kepada HuffPost.
Kehamilan dapat menyebabkan beberapa perubahan sistem kekebalan tubuh yang cukup besar, yang menempatkan kita pada risiko lebih tinggi jika kita terserang virus pernapasan lainnya, seperti flu.
Karena terdapat perubahan kekebalan tubuh pada wanita hamil, American College of Obstetricians dan Gynecologists mengatakan, wanita hamil harus dianggap sebagai populasi yang berisiko terkena Covid-19.
2. Buat janji temu virtual dengan bidan atau dokter kandungan
Jika kita mempertimbangkan untuk hamil, kita harus membuat janji temu virtual dengan dokter kandungan atau bidan, kata Minkin, bahkan jika kita tidak yakin dengan siapa kita ingin melahirkan.
Dokter kandungan atau bidan dapat memandu kita melalui apa yang dikatakan penelitian tentang kehamilan dan Covid-19, karena hal itu berubah setiap saat.