Follow Us

6 Pasien Covid-19 Meninggal Dunia per Hari, Mayat Korban Virus Corona di Italia Dipasangi Masker, Keluarga Tak Boleh Melayat: Mereka Mengubur Hanya dengan Doa dari Pendeta

Yulia Susanti - Sabtu, 21 Maret 2020 | 13:00
Demi Cegah Penyebaran Covid-19, Mayat Korban Virus Corona di Negara Ini Dipasangi Masker dan Keluarganya Dilarang Ikut dalam Proses Penguburan
Kompas.com/YUAN ZHENG

Demi Cegah Penyebaran Covid-19, Mayat Korban Virus Corona di Negara Ini Dipasangi Masker dan Keluarganya Dilarang Ikut dalam Proses Penguburan

GridStar.ID - Alfredo Visioli warga Italia dinyatakan meninggal dunia usai terjangkit Covid-19.ia meninggal dunia di usia yang ke 83 tahun setelah terjangkit virus tersebut.Alfredo pun dimakamkan di Kota Cremona, Italia Utara sebagai tanah kelahirannya.

Baca Juga: Terungkap! Ternyata Golongan Darah Inilah yang Paling Resisten dan Paling Rentan Terhadap Virus Corona Menurut Penelitian di ChinaMirinya, tak ada keluarga dari Alfredo yang terlihat hadir pada acara penguburannya.Corona seolah mengubah tradisi penghormatan terakhir seorang yang telah meninggal.Sebab ritual kuno untuk menghormati orang meninggal dan menghibur keluarga berduka dipangkas karena takut menjadi malapetaka.

Baca Juga: Bakal Lakukan Tes Masal, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona Sebut 600.000 hingga 700.000 Orang Berisiko Tertular Berdasar Hitungan Data

Melansir Tribunnews.com, Marta Manfredi cucu Alfredo menjelaskan kondisi pemakaman yang tanpa menggunakan tradisi yang umumnya dilakukan."Mereka menguburnya seperti itu, tanpa pemakaman, tanpa orang-orang yang dicintainya, hanya dengan doa dari pendeta," kata cucu Alfredo, Marta Manfredi yang juga tidak hadir dalam pemakaman kakeknya itu, dilansir Reuters.

Demi Cegah Penyebaran Covid-19, Mayat Korban Virus Corona di Negara Ini Dipasangi Masker dan Keluarganya Dilarang Ikut dalam Proses Penguburan
ANDREAS SOLARO / AFP

Demi Cegah Penyebaran Covid-19, Mayat Korban Virus Corona di Negara Ini Dipasangi Masker dan Keluarganya Dilarang Ikut dalam Proses Penguburan

"Ketika ini semua berakhir, kami akan memberinya pemakaman yang nyata," sumpah Manfredi.

Baca Juga: Belum Kering Makam sang Suami, Intan RJ Meradang Diterpa Isu Tak Sedap Soal Penyebab Kematian Indra Utama Akibat Virus CoronaKetakutan jenazah Covid-19 bisa menularkan wabah pun sudah dirasakan Iran.Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, pemerintah Iran menaburkan bubuk putih di areal pemakaman.Disinyalir itu adalah kapur untuk mencegah penularan lebih lanjut kepada petugas pemakaman.

Baca Juga: Nyinyiri Puluhan Influencer yang Peduli Soal Virus Corona, Roy Suryo Sebut Mereka Nggak Bisa Apa-Apa, Warganet Komentari Pedas: Bapak Bisa Apa? Nilep Duit Inventaris?

Irlandia juga demikian, pemerintah mengimbau pekerja kamar mayat untuk memakaikan masker untuk mayat-mayat tersebut.Tujuannya tentu untuk mengurangi resiko penularan kepada yang mengurus jenazah ini.Sementara itu perusahaan pemakaman di Italia menyiarkan prosesi pemakaman agar keluarga yang sedang dikarantina bisa mengikuti penguburan tersebut.

Baca Juga: Viral Ningsih Tinampi yang Klaim 'Cicipi' Virus Corona, Robby Purba Peringati: Masukkan Saja Udara Segar Penuh Oksigen Agar Tidak Terus Buat Gaduh Masyarakat

Sama halnya dengan Korea Selatan, angka infeksi yang sempat melonjak drastis menyebabkan penurunan angka pelayat di sejumlah jasa pemakaman.Bergamo sendiri termasuk dalam wilayah dengan kasus Covid-19 yang cukup banyak.Otoritas Pemakaman di Bergamo, Giacomo Angeloni, mengaku setiap jam krematorium tidak henti diisi jenazah baru.

Baca Juga: Tak Keluhkan Apa pun, Ini yang Dirasakan Bima Arya pad Tubuhnya Usai Terinfeksi Virus Corona

Padahal wilayah dengan 120.000 penduduk ini biasanya hanya menangani 5 sampai 6 orang meninggal pada hari-hari normal.Dilansir The Wuhanvirus, angka kematian Italia sudah melampaui China yakni 3.405.Lebih sekitar 200 orang daripada China yang mengantongi 3.248 kematian.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Wabah Covid-19 di Indonesia Melesat, Kasus Positif Virus Corona 369, Korban Meninggal Dunia 25 Jiwa, Jokowi Janjikan Obat Penangkal Segera DatangSedangkan persentase mortalitasnya sendiri mencapai angka 8,3 persen.Pada Rabu lalu, tentara Italia mengirim 50 pasukan dan 15 truk ke Bergamo untuk membawa mayat-mayat tersebut ke daerah yang tidak lebih kewalahan daripada kota ini.Larangan datang ke pemakaman menurut Kepala Operasi Cruse Bereavement Care, Andy Langford telah merusak ritual dalam berduka.

Baca Juga: Bukannya Takut Terinfeksi, Krisdayanti Boyong Sekeluarga Liburan ke Swiss yang Saat Ini Menjadi Negara ke-9 Kasus Virus Corona Terbanyak, Warganet Semprot: Selamat Liburan, Tapi Jangan Pulang!Operasi Cruse Bereavement Care sendiri adalah badan amal Inggris yang menyediakan konseling bagi orang-orang yang berduka."Pemakaman memungkinkan suatu komunitas untuk bersatu, mengekspresikan emosi, berbicara tentang orang itu dan secara formal mengucapkan selamat tinggal," katanya."Ketika Anda merasa tidak memiliki kendali untuk berduka, dan merasakan saat-saat terakhir bersama seseorang, itu bisa menyulitkan cara untuk bersedih dan membuat Anda merasa lebih buruk," tambahnya.(*)

Source : Tribunnews.com

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Baca Lainnya

Latest